Diabetes bisa berdampak pada kaki akibat aliran darah berkurang dan kerusakan saraf sehingga penderita penyakit diabetes perlu waspada jika ingin melakukan perawatan kuku kaki atau pedikur.
“Penderita diabetes tipe 2 juga menghadapi risiko lebih tinggi terkena infeksi kaki, bisul, dan penyembuhan luka yang tertunda. Kerusakan saraf, yang dikenal sebagai neuropati, adalah masalah besar yang meningkatkan kemungkinan amputasi,” ujar pakar diabetes Dr. Rajiv Kovil, disiarkan laman Hindustan Times, Senin (9/10/2023).
Melansir Antara, banyak wanita penderita diabetes percaya bahwa pedikur adalah bagian penting dari rutinitas perawatan kaki mereka, namun Kovil menyarankan untuk tidak melakukan pedikur di salon kecantikan.
Sebaliknya, Kovil merekomendasikan untuk mengunjungi ahli penyakit kaki atau ahli ortotis yang berspesialisasi dalam perawatan kaki untuk mendapatkan perawatan kaki yang tepat.
Selama pedikur, luka dan goresan kecil sekalipun dapat meningkatkan risiko infeksi. Selain itu, kebersihan di salon sangat penting, terutama bagi penderita diabetes.
Pemotongan kuku sebaiknya dilakukan dengan hati-hati, hindari kuku yang terlalu pendek karena dapat menyebabkan kuku kaki tumbuh ke dalam dan infeksi. Tepi kuku kaki harus dibulatkan dengan kikir, bukan dibiarkan tajam.
Mengecat kuku kaki untuk menyembunyikan infeksi jamur harus dihindari.
“Rendaman kaki harus dibersihkan dan didisinfeksi dengan cermat di antara pelanggan dan alat pemotong, serta peralatan lainnya harus dicuci dan disanitasi secara menyeluruh menggunakan larutan disinfektan atau autoklaf bedah, yang menggunakan uap bertekanan untuk mensterilkan instrumen,” kata Kovil.
Kehati-hatian serupa harus dilakukan ketika pijat bagian tubuh bawah di spa dan pusat kesehatan. Para Penderita diabetes sebaiknya menghindari layanan tersebut dan berkonsultasi dengan ahli penyakit kaki atau ahli ortotis.
“Kontrol glukosa darah yang tepat, olahraga teratur, nutrisi yang sehat, penggunaan kaus kaki diabetes, dan berhenti merokok dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah pada tubuh bagian bawah,” tuturnya memberikan saran.
Kovil menyarankan untuk melakukan pengenalan dini yang dapat membantu mencegah komplikasi parah, termasuk amputasi.
“Waspadai indikator-indikator berikut, nyeri pada betis saat berjalan, rapuh kuku, kaki dingin, kulit kering atau pecah-pecah (terutama pada kaki), rambut rontok pada kaki, perubahan warna kulit, luka yang lambat sembuh dan kesemutan atau mati rasa pada kaki,” kata Kovil. (ant/and/iss)