
Salah satu amalan yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan umat Islam pada Hari Raya Idulfitri adalah salat Idulfitri, atau salat Id, yang dikerjakan sebanyak dua rakaat secara berjamaah, dengan khutbah setelahnya.
Meskipun demikian, salat Id juga boleh dilakukan secara munfarid (sendiri) di rumah jika terlambat datang ke lokasi salat Id berjamaah. Salat Id secara individu lebih baik dilakukan daripada tidak sama sekali.
Berikut adalah panduan lengkap salat Idulfitri, disertai niat dan bacaan di sela-sela setiap takbir, sebagaimana dilansir oleh NU Online dalam artikel berjudul Tata Cara Shalat Idul Fitri.
Panduan salat Id secara tertib ini merupakan penjelasan dari Syekh KHR Asnawi salah seorang pendiri NU dalam kitab Fashalatan. Hal serupa juga dapat dijumpai dalam kitab al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î (juz I) karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan ‘Ali asy-Asyarbaji, sebagai berikut:
1. Niat Salat Id
Hal pertama yang perlu dilakukan dalam salat Id adalah membaca niat. Jika menjadi makmum, tambahkan lafal ma’muman, sedangkan jika menjadi imam, tambahkan bacaan imaaman.
Niat:
أُصَلِّي سُنَّةً لِعِيدِ اْلْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا / إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak’ataini (ma’mûman/imâman) lillahi ta’ala.
“Aku niat salat sunnah Idulfitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah Ta’ala.”
Perlu diketahui, pelafalan niat ini adalah sunnah, sementara yang wajib adalah adanya maksud yang sadar dan sengaja dalam batin bahwa seseorang akan menunaikan salat sunnah Idulfitri.
Salat Id dimulai tanpa azan dan iqamah (karena tidak disunnahkan), melainkan cukup dengan menyeru “ash-shalâtu jâmi‘ah.”
2. Takbiratul Ihram
Seperti salat biasa, salat Id juga dimulai dengan takbiratul ihram. Setelah membaca doa iftitah, disunnahkan untuk mengucapkan takbir sebanyak tujuh kali untuk rakaat pertama. Di antara tiap takbir tersebut, disarankan untuk membaca bacaan berikut:
Bacaan Takbir:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Allahu akbar kabira, wal hamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa asila.
“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi maupun petang.”
Atau bisa juga membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar.
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.”
3. Membaca Al-Fatihah
Setelah selesai membaca doa iftitah dan mengucapkan takbir sebanyak tujuh kali, wajib untuk membaca surat Al-Fatihah. Lalu disunnahkan membaca surat Al-A’la.
Setelah itu, lanjutkan dengan gerakan ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri kembali, sebagaimana salat biasa.
4. Rakaat Kedua
Di posisi berdiri pada rakaat kedua, disunnahkan untuk mengucapkan takbir sebanyak lima kali dengan mengangkat tangan dan melafalkan Allahu Akbar, seperti pada rakaat pertama. Di antara takbir-takbir tersebut, lafalkan bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua.
Kemudian, baca Surat Al-Fatihah, diikuti dengan Surat Al-Ghâsyiyah. Setelah itu, lanjutkan dengan gerakan ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.
Untuk diketahui, hukum takbir tambahan (lima kali pada rakaat kedua atau tujuh kali pada rakaat pertama) adalah sunnah. Oleh karena itu, jika terlupakan, hal tersebut tidak menggugurkan keabsahan salat Id.
5. Mendengar Khutbah
Setelah salat selesai dan diakhiri dengan salam, jamaah disunnahkan untuk tidak buru-buru pulang. Sebaiknya, jamaah mendengarkan khutbah Idulfitri sampai selesai, kecuali jika salat Id dilakukan tidak secara berjamaah.
Hal tersebut sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah:
“Sunnah seorang imam berkhutbah dua kali pada salat hari raya (Idulfitri dan Iduladha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i)
Untuk khatib, disunnahkan untuk memulai khutbah pertama dengan takbir sembilan kali dan khutbah kedua dengan takbir tujuh kali.(dra/ris/faz)