
Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengidentifikasi dan mendeskripsikan spesies baru Cecak Jarilengkung (Genus Cyrtodactylus) dari Jawa Timur yang diberi nama Cyrtodactylus pecelmadiun.
Awal Riyanto peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN mengungkapkan, spesies ini ditemukan di lingkungan urban, seperti tanggul jembatan, tumpukan genteng, dan kebun di permukiman desa.
“Para peneliti ingin mengenalkan ragam kuliner Nusantara melalui dunia sains, sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya dalam deskripsi Cyrtodactylus papeda dari Pulau Obi dan Cyrtodactylus tehetehe dari Kepulauan Derawan,” kata Awal dilansir dari Antara, Selasa (12/3/2025).
Secara morfologi, jelas Awal, Cyrtodactylus pecelmadiun memiliki warna dasar cokelat kehitaman. Cecak berjenis kelamin jantan dewasa memiliki panjang tubuh atau Snout-Vent Length (SVL) hingga 67,2 mm, sementara betina mencapai 59,0 mm.
Spesies ini, lanjutnya, memiliki 18–20 baris tuberkular dorsal yang tidak teratur di bagian tengah tubuh, yaitu 26–28 baris tuberkular antara ketiak dan selangkangan, serta 28–34 baris sisik perut.
Pada individu jantan, terdapat ceruk precloacal dengan 32–37 pori precloacofemoral, sementara bagian subkaudalnya tidak memiliki sisik lebar.
“Kami mengamati bahwa Cyrtodactylus pecelmadiun cenderung sebagai spesies generalis dalam hal habitat. Spesies ini ditemukan tidak lebih dari 40 cm di atas permukaan tanah, di berbagai lingkungan yang dekat dengan aktivitas manusia,” ujarnya.
Adapun secara filogenetik, Cyrtodactylus pecelmadiun berkerabat dekat dengan C. petani, dengan jarak genetik 0,1–1,6 persen. Spesies ini menjadi bukti kedua keberadaan grup darmandvillei di Jawa setelah Cyrtodactylus petani, yang jumlahnya melimpah di kawasan Sunda Kecil.
Secara keseluruhan, Cyrtodactylus di Jawa terbagi dalam dua kelompok besar yaitu grup darmandvillei dan marmoratus, yang keduanya merupakan kompleks spesies. Kondisi ini semakin mendorong eksplorasi lebih lanjut untuk mengungkap keragaman tersembunyi (hidden diversity) dari Cyrtodactylus di Jawa.
“Penemuan ini semakin mendorong eksplorasi lebih lanjut untuk mengungkap keragaman tersembunyi (hidden diversity) dari Cyrtodactylus di Jawa, mengingat masih banyak spesies yang belum teridentifikasi secara menyeluruh,” tutur Awal Riyanto.
Diketahui, Cecak Jarilengkung Jawa (Cyrtodactylus marmoratus) merupakan spesies yang pertama yang telah dideskripsikan oleh Gray (1831), berdasarkan spesimen yang dikoleksi Heinrich Kuhl dan Johan Conrad van Hasselt. Saat ini Cecak Jarilengkung itu tersimpan di Museum Naturalis, Belanda.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa pada edisi 16 Januari 2025 dan menjadi referensi penting dalam studi taksonomi serta konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia. (ant/saf/ipg)