Selasa, 21 Januari 2025

Psikolog: Jangan Ambil Keputusan Cerai Saat Emosi Memuncak

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi - Cincin pernikahan. Foto: Pixabay

Nirmala Ika, M.Ps, Psikolog menyarankan pasangan suami istri agar tidak mengambil keputusan untuk bercerai saat sedang diliputi emosi. Ia menekankan pentingnya mempertimbangkan keputusan tersebut dengan matang sebelum memilih untuk berpisah.

“Intinya adalah jangan mengambil sebuah keputusan emosional, ketika pun memang itu kita tahu misalnya ada masalah yang sudah tidak bisa diperbaiki dan ini perceraian adalah yang terbaik,” kata psikolog lulusan Universitas Indonesia itu, melansir Antara pada Senin (21/1/2024).

Menurut Nirmala, keputusan untuk bercerai yang dibuat dalam kondisi emosional atau secara sepihak dapat memicu berbagai dampak negatif, termasuk stres dan depresi bagi mantan pasangan.

Sebagai pendiri layanan kesehatan mental Enlightmind, Nirmala juga mengingatkan pentingnya memahami konsekuensi yang mungkin dihadapi oleh kedua pihak sebelum membuat keputusan akhir terkait perceraian.

Menurut dia, bila perlu pasangan yang ingin bercerai bisa berkonsultasi dengan profesional untuk membahas masalah pernikahan mereka dan membuat keputusan terbaik bagi mereka berdua.

Pasangan yang membuat keputusan cerai setelah memikirkannya secara matang akan lebih mudah memberitahukan keputusan mereka kepada keluarga dan keluarga pun harapannya lebih mudah menerima keputusan mereka.

“Kalau dia sudah berani memutuskan bahwa bercerai itu yang terbaik berarti kan dia sudah mempertimbangkan semua faktor itu. Nah, ketika akhirnya kita harus mengumumkan, yang harus kita ingatkan lagi adalah, ini memang sudah keputusan terbaik buat kita, kita sudah tidak bisa,” Nirmala menjelaskan.

Menurut dia, anggota keluarga yang lain bisa menjembatani komunikasi pasangan yang hendak bercerai dan keluarga mereka untuk menghindari kesalahpahaman yang bisa muncul kalau mereka berbicara atau bertindak secara emosional saat membahas perceraian.

Selain itu, dia menyarankan pasangan secara jujur menyampaikan masalah pernikahan dan mempersiapkan diri menghadapi pertanyaan mengenai alasan perceraian ketika memberitahukan keputusan mereka kepada keluarga.

“Baiknya jujur, dengan jujur kan keluarga juga harapannya lebih bantu memahami ya. Tapi, kalau memang kejujuran itu sulit, kita bisa bilang alasan lain, misalnya yang lebih mudah diterima,” katanya.

Dia mengemukakan pentingnya pasangan yang hendak bercerai sejak awal menghindari tindakan emosional agar bisa menjalani proses perceraian dengan baik. (ant/vin/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Selasa, 21 Januari 2025
32o
Kurs