
Memasuki bulan suci Ramadan, umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan serangkaian ibadah sunnah, salah satunya adalah salat Tarawih.
Salat Tarawih merupakan satu amalan sunnah yang dikerjakan di malam hari sepanjang Ramadan, yang dianjurkan untuk berjamaah namun boleh dikerjakan sendiri di rumah.
Melansir dari berbagai, meskipun hukum salat ini adalah sunnah muakkad atau tidak akan berdosa jika ditinggalkan, tapi mengusahakannya tentu akan memiliki keutamaannya.
Tata Cara Salat Tarawih
Salat tarawih berbeda dengan salat biasanya, jumlah rakaatnya lebih banyak dibandingkan salat wajib maupun salat sunnah lainnya.
Dikutip dari buku “33 Macam Jenis Shalat Sunnah”, karya Ustadz Muhammad Ajib, ada perbedaan jumlah rakaat salat tarawih menurut 4 Mazhab, yaitu sebagai berikut:
- Mazhab Hanafi (20 Rakaat)
- Mazhab Maliki (20 Rakaat atau 36 Rakaat)
- Mazhab Syafii (20 Rakaat)
- Mazhab Hanbali (20 Rakaat)
Selain itu, beberapa menggunakan 8 rakaat merujuk pada para ulama kontemporer seperti Syekh Bin Baaz (wafat 1420), Syekh al-Utsaimin (wafat 1421) dan Syekh al-Albani (wafat 1420) rahimahullah.
Niat salat selama bulan Ramadan ini dibedakan menjadi dua, yaitu bacaan ketika melaksanakan ibadah secara mandiri dan bacaan ketika menunaikan ibadah secara berjamaah.
Ketika melakukan salat tarawih secara individu, bacaan niat yang dapat dilantunkan sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
“Ushalli sunnatat tarāwīhi rak’atayni mustaqbilal qiblati lillāhi ta’ālā.”
Artinya: “Aku niat salat sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, saat ini, karena Allah Ta’ala.”
Sedangkan untuk salat tarawih berjamaah, bacaan niat yang dapat dilantunkan yaitu:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
“Ushalli sunnatat tarawihi rak’atayni mustaqbilal qiblati ada’an ma’muman lilahi ta’alaa.”
Artinya: “Aku niat salat sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, saat ini sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Adapun tata cara salat tarawih lengkap dengan perbedaan rakaatnya agar dapat mempermudah pelaksanaannya, sebagai berikut:
Tata Cara Salat Tarawih 11 Rakaat (Berjamaah)
- Pelafalan niat salat tarawih
- Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram
- Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil membaca niat di dalam hati
- Baca ta’awudz dan Surat Al-Fatihah yang dilanjutkan dengan pembacaan salah satu surat pendek di Al-Qur’an
- Rukuk
- Iktidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
- Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama
- Salam pada rakaat kedua
- Istighfar dan dianjurkan membaca doa kamilin setelah selesai salat Tarawih.
Tata Cara Salat Tarawih 11 Rakaat (Sendiri)
- Melafalkan niat salat tarawih sendiri
- Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram
- Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil membaca niat di dalam hati
- Baca ta’awudz dan Surat Al-Fatihah yang dilanjutkan dengan pembacaan salah satu surat pendek di Al-Qur’an
- Rukuk
- Iktidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
- Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama
- Salam pada rakaat kedua
- Istighfar dan dianjurkan membaca doa kamilin setelah selesai salat Tarawih.
Tata Cara Salat Tarawih 23 Rakaat (Berjamaah)
- Membaca niat
- Takbiratul ihram
- Membaca doa iftitah
- Membaca surat Al-Fatihah
- Membaca surat-surat pendek
- Rukuk
- Iktidal atau berdiri untuk melakukan sujud
- Sujud
- Iftirasy
- Sujud Kedua
- Berdiri untuk mengerjakan rakaat yang kedua
- Membaca surat Al-Fatihah
- Membaca surat-surat pendek
- Rukuk
- Iktidal
- Sujud
- Iftirasy (duduk di antara dua sujud)
- Sujud kedua
- Tahiyat, membaca dua kalimat syahadat, membaca shalawat Ibrahimi
- Salam.
Tata Cara Salat Tarawih 23 Rakaat (Sendiri)
- Pelafalan niat salat tarawih
- Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram
- Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil melafalkan niat di dalam hati
- Baca ta’awudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca salah satu surat pendek Al-Qura
- Rukuk
- Iktidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
- Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama
- Salam pada rakaat kedua
- Istighfar dan dianjurkan membaca doa kamilin setelah selesai salat tarawih.
Doa Salat Tarawih
Meskipun tidak ada doa yang wajib dipanjatkan, biasanya, setelah menunaikan salat, umat Muslim akan menaikkan doa berisi permohonan, ucapan syukur, dan tanda penyerahan diri kepada Allah SWT. Berikut doa yang dimaksud.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
“Allahummaj alna bilimani kamilin, wa lil Faraidi Muaddin, walis salati hafidzin, wa lizzakati fa ilin, wa lima indaka thalibin, wa li afwika rajiin, wa bil huda mutamassikin. Wa anil laghwi mu ridhi, wa fid dunya zahidin, wa fil akhirati raghibin, wabil qadhai radhiin, wa lin na mai syakirin. Wa alal bala shabirin, wa tahta liwai sayyidina muhammad shallallahu alaihi wasallam yaumal qiyamati sa irin, wa ilal haudi waridin. Wa ilal jannati dahilin, wa minan nari naajiin, wa ala sariril karamati qa idin, wa min khurin inin mutazawwijin, wa min sundusin wa istabraqin. Wa dibaajin mutalabbisin, wa min tha amil jannati akilin, wa min labanin wa asalin mushaffaini syaribin, bi akwabin wa abariqa wa ka sin min ma in, ma al ladzina an amta alaihim minan nabiyyina was shiddiqiina was syuhada i was sholihin. Wa hasuna ulaika rafiqaa, dzalikal fadhlu minallahi. Wa kafa billahi alima. Allahummaj alna fi hadzas syahri syarifatil mubarakati minas su ada il maqbulin. Wa laa taj alna minal azkiyail marduudin. Wa shallallahu ala sayyidina Muhammadin, wa aalihi wa sahbihi ajmain. birahmatika ya arhamar rahimin.”
Artinya: Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadha-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan sahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (der/ipg)