Sabtu, 19 April 2025

Penggunaan Antibiotik Berulang Pada Anak Timbulkan Masalah Kesehatan

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi Obat Antibiotik. Foto: Pixabay Ilustrasi obat antibiotik. Foto: Pixabay

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases, penggunaan antibiotik secara berulang, terutama pada masa kanak-kanak, dapat menimbulkan konsekuensi.

Ditulis laman Medical Daily, Kamis (17/4/2025), para peneliti menemukan bahwa paparan antibiotik yang sering pada anak-anak dapat mengganggu keseimbangan mikroba usus yang rapuh, yang menjadi pemicu berbagai kondisi alergi di kemudian hari, termasuk asma, alergi makanan, dan demam serbuk sari.

“Antibiotik memainkan peran penting dalam memerangi infeksi bakteri, tetapi dokter harus berhati-hati saat meresepkan antibiotik kepada anak di bawah usia dua tahun, karena penggunaan yang sering dapat memengaruhi hasil kesehatan jangka panjang,” kata Daniel Horton, penulis utama studi tersebut.

Studi tersebut juga mencatat adanya hubungan antara penggunaan antibiotik dan risiko cacat intelektual, tetapi para peneliti memperingatkan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hubungan ini.

Namun tidak semua kondisi kesehatan anak terkait dengan penggunaan antibiotik, misalnya tidak ada hubungan yang signifikan antara antibiotik dan risiko timbulnya penyakit autoimun seperti penyakit celiac, radang usus, atau juvenile idiopathic arthritis.

Demikian pula, para peneliti tidak menemukan hubungan yang kuat dengan kondisi perkembangan saraf seperti attention-deficit atau hyperactivity disorder (ADHD) atau autism spectrum disorder (ASD).

Hubungan penggunaan antibiotik dan risiko kesehatan juga bergantung pada jenis antibiotiknya, semakin sering dikonsumsi maka semakin tinggi risikonya.

“Tidak semua infeksi pada anak kecil perlu diobati dengan antibiotik. Orang tua harus terus berkonsultasi dengan dokter anak mereka tentang perawatan terbaik,” kata Horton, yang juga merupakan profesor madya pediatri dan epidemiologi di Rutgers Robert Wood Johnson Medical School dan Rutgers School of Public Health. (bel/bil/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

BMW Tabrak Tiga Motor, Dua Tewas

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Surabaya
Sabtu, 19 April 2025
31o
Kurs