
Dalam menjalani program penurunan berat badan, banyak sekali strategi diet yang berfokus pada pengurangan karbohidrat dan peningkatan asupan protein.
Ditulis laman Medical Daily, Senin (24/3/2025), Justin Gichaba pelatih nutrisi mencoba tren pemotongan karbohidrat atau tidak makan karbohidrat selama tujuh hari.
“Saya sudah beberapa kali menjalani minggu-minggu tanpa atau sedikit karbohidrat. Orang-orang yang melakukannya sering mengatakan betapa hebatnya perasaan mereka. Mereka tidak lagi kembung, merasa ringan di kaki, pikiran kabur hilang, dan lain-lain. Dan saya juga mengalami beberapa hal itu,” kata Gichaba, dikutip Antara.
Namun, ia mencatat mengurangi karbohidrat berdampak signifikan pada latihannya. Ia merasa bahwa menjalani diet tanpa karbohidrat menyebabkan tingkat energi yang jauh lebih rendah, yang memengaruhi performanya.
Selain itu, tidak hanya merasa lebih lemah saat angkat beban, tetapi staminanya juga menurun, terutama selama sesi kardio yang lebih intens.
Ia menjelaskan bahwa karbohidrat adalah raja dalam hal olahraga. Tanpanya tubuh kekurangan energi cepat yang dibutuhkan untuk aktivitas fisik yang intens, yang menyebabkan penurunan kinerja dan daya tahan.
“Karbohidrat segera setelah berolahraga mengembalikan tubuh Anda ke kondisi istirahat dan pemulihan, sehingga Anda dapat pulih lebih cepat,” tambahnya.
Dari eksperimen ini ia menyimpulkan bagi mereka yang menghindari karbohidrat untuk menjalani diet, upaya ini tidak disarankan.
Hal ini, karena karbohidrat berperan penting dalam memberi bahan bakar pada tubuh, terutama untuk aktivitas fisik dan menjaga tingkat energi secara keseluruhan.
“Kecuali jika Anda benar-benar menyukai diet ini atau dalam situasi yang sangat spesifik, tidak boleh,” simpulnya dalam postingan tersebut.
Meskipun diet keto dapat berhasil bagi sebagian orang dengan tujuan kesehatan atau kondisi medis tertentu, diet ini belum tentu bermanfaat atau berkelanjutan bagi semua orang. (ant/dra/ris/faz)