Jumat, 31 Januari 2025

Pakar Dukung Kebijakan WFA Saat Libur Lebaran

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Ilustrasi Orang yag Bekerja Sendiri. Foto: Pixabay

Prof Slamet Rosyadi pakar kebijakan publik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, menilai kebijakan work from anywhere (WFA) perlu diberlakukan saat libur Lebaran 2025.

Menurutnya, kebijakan itu akan menekan beberapa persoalan yang dihadapi saat libur Lebaran.

“Menurut saya, kebijakan itu bagus, artinya bisa paling tidak ya pertama, kalau dipaksakan offline (luring, red) itu ‘kan tentu lebih banyak persoalannya karena berkaitan dengan libur Lebaran,” terang Slamet, melansir Antara, Jumat (31/1/2025).

Dalam hal ini, lanjut Slamet, yang namanya kemacetan saat libur Lebaran dapat terjadi di mana-mana walaupun pemerintah telah memperbaiki manajemen lalu lintas dan menambah infrastruktur.

Slamet melanjutkan, usulan pemberlakuan WFA saat libur Lebaran 2025 seperti yang disampaikan Dudy Purwa Gandhi Menteri Perhubungan layak diterapkan untuk mengurangi persoalan kemacetan tersebut, tanpa harus menambah rasa capek pegawai karena kemacetan di jalan dapat menghabiskan tenaga, pikiran, waktu, dan uang.

“Makanya kalau ada usulan seperti itu malah lebih bagus karena ‘kan yang penting pemerintah dalam hal memberikan standar kinerja yang mau dicapai pada saat WFA seperti apa, karena kalau di dunia swasta sudah dimulai itu,” tegasnya.

Ia mengatakan saat sekarang banyak pegawai swasta yang sudah mulai bekerja dari rumah atau dari mana pun karena yang penting standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan bisa dicapai oleh pegawainya.

Menurut dia, usulan pemberlakuan WFA mulai tanggal 24 Maret 2025 itu patut didukung karena para pekerja atau pegawai yang hendak mudik bisa mengatur jadwal perjalanannya, tanpa harus menyesuaikan waktu cuti bersama maupun hari libur.

Demikian pula ketika milir atau kembali ke tempat kerja, kata dia, para pekerja pun bisa tetap bisa bekerja di mana saja sembari melakukan silaturahmi dalam rangka Lebaran.

Kendati demikian, dia mengakui kebijakan WFA tersebut tidak dapat diberlakukan untuk seluruh sektor pekerjaan

“Ada beberapa sektor krusial yang memang tidak menerapkan WFA seperti sektor kesehatan, keamanan, dan pertahanan karena berkaitan dengan layanan kepada masyarakat,” ujar Prof Slamet Rosyadi.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengusulkan pemberlakuan bekerja di mana saja atau work from anywhere (WFA) mulai 24 Maret untuk membantu kelancaran libur Lebaran 2025.

“Dengan adanya momen dua hari raya besar keagamaan yang berdekatan dan mempertimbangkan tren pergerakan masyarakat pada saat mudik yang cukup banyak, maka akan kami rekomendasikan agar pemerintah maupun perusahaan menerapkan WFA mulai 24 Maret,” ujar Dudy dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Kamis (23/1).

Hal ini dapat membantu dalam mengantisipasi kepadatan utamanya pada titik penyeberangan Ketapang-Gilimanuk dan Bandara Ngurah Rai yang akan ditutup selama Hari Raya Nyepi.

“Kalau kami memberikan ilustrasi bahwa libur cuti bersama telah dimulai dari 28 Maret 2025 itu cuti bersama Hari Raya Nyepi, kemudian libur Lebaran kalau tidak ada perubahan akan jatuh pada 30 Maret, selanjutnya adalah cuti bersama Lebaran sampai dengan tanggal 7 April. Kami melihat bahwa tanggal 28 Maret hingga 30 Maret sepertinya agak sedikit menantang, mengingat kita hanya punya tiga hari untuk mengurai para pemudik dan rasanya waktunya sangat menantang,” papar Dudy.(ant/kir/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Jumat, 31 Januari 2025
28o
Kurs