
Umat Islam dianjurkan untuk menyempurnakan puasanya di bulan Ramadan dengan berpuasa selama enam hari di bulan berikutnya, Syawal.
Disebut dalam sebuah hadis, bahwa pahala berpuasa sunah selama 6 hari ini mendatangkan pahala setara dengan puasa setahun.
Puasa sunah Syawal pada tahun 1446 H ini mulai boleh dilaksanakan pada Selasa, 2 Syawal 1446 H atau bertepatan dengan 1 April 2025.
Melansir laman NU Online pada Senin (31/3/2025), hal yang paling perlu diperhatikan dalam sebuah ibadah, tak terkecuali puasa sunah Syawal, adalah niat.
Sebab, niat merupakan salah satu faktor yang menentukan sah dan tidaknya puasa Syawal, sekalipun hukumnya sunah.
Tempat niat di hati sehingga saat melafalkan niat, di dalam hatinya mesti menyatakan maksud (qashad), dalam hal ini berpuasa Syawal. Untuk memantapkan hati tersebut, ulama menganjurkan seseorang untuk melafalkan niatnya.
Berikut lafal niat puasa Syawal:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah.”
Ustaz Alhafiz Kurniawan menjelaskan, sebagian ulama mengharuskan tayin atau menyebut puasa sunah Syawal saat niat di dalam batinnya, sedangkan sebagian ulama lain menyatakan bahwa tidak wajib tayin.
Hal ini sebagaimana dikutip dari penjelasan Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj.
Adapun pelaksanaan niat puasa Syawal dimulai dari masuknya maghrib. Berbeda dengan puasa wajib, niat puasa Syawal ini masih boleh dilakukan di pagi hari hingga sebelum Zuhur.
Hal ini dengan catatan belum makan, minum, dan belum melakukan hal-hal lain yang membatalkan puasa, terhitung sejak terbit fajar pada hari berpuasa itu.
“Orang yang mendadak di pagi hari ingin mengamalkan sunah puasa Syawal, diperbolehkan baginya berniat sejak ia berkehendak puasa sunah saat itu juga. Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib,” tulis Wakil Sekretaris LBM PBNU itu.
Adapun seseorang yang berniat di pagi hari hingga sebelum Zuhur, dianjurkan membaca lafal niat berikut ini:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah.”
Waktu pelaksanaan puasa Syawal
Lebih lanjut, Ustadz Alhafiz menjelaskan, idealnya puasa sunah Syawal enam hari dilakukan persis setelah Idulfitri secara berurutan terus menyambung, yakni pada 2-7 Syawal.
Namun, orang yang berpuasa di luar tanggal itu, sekalipun tidak berurutan, tetap mendapat keutamaan puasa Syawal seperti pahala puasa wajib setahun penuh.
Bahkan orang yang mengqadha puasa atau menunaikan nazar puasanya di bulan Syawal, menurutnya, juga tetap akan mendapat keutamaan seperti mereka yang melakukan puasa sunah Syawal.
Saking besarnya keutamaan puasa ini, seseorang yang berhalangan melaksanakannya di bulan Syawal, dianjurkan mengqadhanya di bulan lain. (nis/saf/ham)