
Umat Islam mendapatkan tiga hadiah ketika menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Hadiah tersebut adalah diampuni dosa-dosa yang telah lalu oleh Allah SWT, dijauhkan dari api neraka sebanyak 70 musim, dan yang terakhir diberikan benteng dari api neraka.
Ini disampaikan dr. Mirza Aulia dari Klinik Muhammadiyah Wage di kajian puasa Ramadan dalam perspektif medis pada Sabtu (8/3/2025). Tausiah ini merupakan rangkaian Ramadan Fest 2025 yang diadakan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Cabang Sukodono.
Selain menyebutkan manfaat yang didapat ketika berpuasa Ramadan dalam perspektif agama Islam, dr. Mirza Aulia juga menjelaskan manfaat puasa dari sudut pandang kesehatan.
Ia mengungkapkan ada 8 manfaat dari puasa jika dilihat dari sudut pandang medis. Manfaat tersebut adalah berat badan turun, gula darah terkontrol, tingkatkan fungsi otak, lawan peradangan, tingkatkan keberhasilan kemoterapi, mencegah kanker, mencegah pikun, dan anti aging.
Suatu penelitian menyebutkan seorang manusia dapat makan selama lebih dari 12 jam, dari jam 9 pagi hingga 11.45 malam. Makan dengan tanpa jeda selama lebih dari 12 jam sangat berbahaya bagi tubuh karena bisa menyebabkan obesitas.
Tidak terjaganya pola makan, dengan konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat merespons insulin dengan baik. Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas untuk mengatur kadar gula darah.
Tanda dari resistensi insulin adalah sulit menurunkan berat badan, rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, kelelahan ekstrem, penumpukan lemak di perut, perubahan warna kulit menjadi gelap dan tebal di area lipatan.
Suatu penelitian menyebutkan bahwa lebih dari 1miliar orang di dunia mengalami obesitas. Riset kesehatan dasar 2018 peningkatan prevalensi obesitas penduduk berusia lebih dari 18 tahun dari 15,4 persen (2013) menjadi 21,8 persen (2018).
dr. Mirza Aulia menyebutkan bahwa penyakit obesitas kerap kali diikuti oleh penyakit lain seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, depresi, kanker, dan kematian dini.
Dengan pola makan yang tidak sehat tersebut para dokter merekomendasikan untuk melakukan puasa untuk memberikan jeda pada pola makan.
“Saat puasa sel-sel yang buruk ketika tidak dapat makanan dia akan mati. Sedangkan sel-sel yang baik ketika tidak ada makanan dia memakan sel-sel buruk yg mati atau yang masih hidup,” ujar dr. Mirza Aulia, dalam keterangannya yang diterima suarasurabaya.net, Minggu (9/3/2025).
Dalam kajian tersebut ia juga memberikan tips agar tidak mengantuk sepanjang hari saat puasa. Hal tersebut dapat disiasati dengan tidak mengonsumsi karbohidrat secara berlebihan ketiak sahur serta memperbanyak minum air putih agar terhidrasi selama menjalankan puasa.
Selain itu, ia juga memberi kiat mengonsumsi obat secara rutin selama puasa di bulan Ramadan. Yang pertama adalah ketika dosisnya 1×1 sehari, dapat dikonsumsi saat sahur atau berbuka. Saat dosis obat yang dikonsumsi adalah 2×1 sehari, maka dapat dikonsumsi saat sahur dan berbuka.
Kemudian ketika dosis dari obat yang dikonsumsi adalah 3×1 sehari, dapat diminum saat berbuka, pukul 10-11 malam, dan sahur. Dan yang terakhir dengan dosis obat 4×1 sehari, obat dapat diminum saat berbuka, pukul 11 malam, pukul 1 dini hari, dan saat sahur. (nis/iss)