
Dokter Erwin Astha Triyono Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur (Jatim) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penyakit infeksi dan menjaga pola makan setelah Lebaran.
Berdasarkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur per 3 April 2025, penyakit terbanyak yang menyerang masyarakat setelah Lebaran adalah demam, diare, dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).
“Penyakit pascalebaran ini sering berkaitan dengan perubahan pola makan, aktivitas dan gaya hidup. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan serta melakukan cek kesehatan gratis yang tersedia di pos-pos kesehatan,” kata Erwin dalam keterangannya, Selasa (8/4/2025)
Erwin menjelaskan, penyakit demam dapat muncul sebagai respons keradangan akibat infeksi. Salah satu penyakit infeksi yang perlu diwaspadai saat ini adalah demam berdarah.
Sedangkan penyakit diare merupakan buang air besar (BAB) lebih dari tiga kali dalam sehari. Erwin menjelaskan penularan diare terjadi karena bakteri atau parasit yang berpindah dari tinja orang yang terinfeksi ke orang lain.
“Cara tepat untuk mencegah diare adalah menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yaitu dengan memberikan ASI dan makanan pendamping ASI, menggunakan air bersih yang cukup, selalu menjaga kebersihan diri,” katanya.
Selain itu, penyakit tertinggi ketiga pasca lebaran yang patut diwaspadai adalah ISPA yang merupakan nfeksi akut menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran pernapasan mulai hidung termasuk sinus, rongga telinga tengah, pleura yang disebabkan oleh 300 jenis mikroorganisme. Balita termasuk populasi rentan terinfeksi ISPA.
“Untuk mencegah ISPA pada balita, maka kita harus jauhkan balita dari penderita batuk, kemudian berikan imunisasi lengkap, berikan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, berikan makanan cukup gizi dan seimbang serta jauhkan Balita dari asap (rokok, asap dapur, asap kendaraan), debu, serta bahan-bahan lain yang mengganggu pernapasan,” jelasnya.
Kadinkes Jatim menambahkan, selain penyakit menular, yang juga perlu diwaspadai adalah peningkatan kasus penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes melitus.
Faktor risiko hipertensi adalah riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular pada keluarga, pola diet dan konsumsi garam, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dislipidemia, maupun kurangnya aktifitas fisik.
Sedangkan, diabetes melitus merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
“Untuk mencegahnya, kita hanya perlu melakukan CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktifitas fisik, diet gizi seimbang dengan menghindari konsumsi makanan berlebihan dan memperbanyak asupan serat, buah, dan sayur, Istirahat cukup serta kelola stres,” tandasnya. (wld/saf/ipg)