Minggu, 12 Januari 2025

Hati-hati! Ini 5 Perilaku yang Dapat Merusak Kepercayaan Diri Anak Anda

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi. Orang tua dan anak. Foto: Pixabay

Kepercayaan diri adalah fondasi bagi pertumbuhan emosional dan sosial anak. Hal itu mengajarkan mereka untuk menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan percaya pada kemampuan mereka.

Namun, ada perilaku tertentu yang sebagian besar tidak disengaja bisa mengikis kualitas penting itu.

Dilansir dari Antara pada Minggu (12/1/2025), berikut lima hal yang tanpa disadari dapat merusak kepercayaan diri anak dan cara menghindarinya:

1. Luka tidak terlihat dari kritik yang terus-menerus
Anak-anak tumbuh dengan dorongan, tetapi kritik yang terus menerus dapat meninggalkan bekas luka emosional yang tidak terlihat.

Mengoreksi kesalahan memang penting, tapi jika nadanya kasar atau terlalu sering, hal itu bisa membuat anak mempertanyakan kemampuannya.

Fokuslah pada umpan balik yang membangun. Alih-alih mengatakan, “Kamu selalu membuat berantakan,” cobalah, “Ayo kita cari cara untuk merapikannya lain kali,”

2. Membandingkan mereka dengan orang lain
Pernyataan seperti, “Mengapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?” dapat sangat menyakiti hati anak. Perbandingan membuat anak merasa tidak mampu dan dapat menimbulkan kebencian terhadap orang yang dibandingkan.

Rayakanlah kekuatan dan kelebihan unik anak Anda. Ganti perbandingan dengan pujian yang bersifat personal, seperti, “Saya suka betapa kreatifnya ide kamu!

3. Perlindungan yang berlebihan
Meskipun wajar jika Anda ingin melindungi anak dari kegagalan atau kekecewaan, perlindungan yang berlebihan dapat menghalangi kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan.

Anak-anak yang tidak diizinkan melakukan kesalahan dapat tumbuh dengan meragukan kemampuan mereka. Biarkan mereka menyelesaikan masalah kecil secara mandiri.

Mulai lah dengan tugas-tugas yang mudah dilakukan seperti mengemas tas sekolah atau menyelesaikan konflik kecil dengan teman.

4. Mengabaikan prestasi anak
Tidak mengakui usaha atau keberhasilan anak, baik besar maupun kecil, dapat membuat mereka merasa kurang dihargai.

Lama kelamaan, anak mungkin akan berhenti mencoba karena merasa usahanya tidak penting. Rayakan pencapaian, bahkan yang kecil sekalipun.

Ucapan sederhana, “Aku bangga padamu karena sudah mencoba!” akan sangat membantu dalam membangun kepercayaan diri mereka.

5. Memberi label negatif
Menyebut anak “malas”, “pemalu”, atau “canggung” mungkin terlihat tidak berbahaya pada saat itu. Tetapi, label seperti itu dapat melekat dan membentuk persepsi diri mereka.

Seiring waktu, anak mungkin akan menginternalisasi kata-kata tersebut dan mulai percaya bahwa kata-kata itu mendefinisikan siapa mereka.

Fokus pada perilaku, bukan sifat. Daripada mengatakan, “Kamu malas sekali,” cobalah, “Ayo kita berusaha untuk lebih proaktif dalam mengerjakan tugas-tugasmu.”(ant/saf/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Minggu, 12 Januari 2025
27o
Kurs