Rabu, 5 Februari 2025

Gula dan Kesehatan Jantung: Tidak Semua Makanan Manis Berdampak Buruk

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi minuman manis. Foto: istockphoto

Meskipun mengurangi gula tambahan merupakan langkah cerdas untuk kesehatan Anda, tidak semua gula menimbulkan ancaman yang sama. Penelitian terkini mengungkapkan bahwa sesekali mengonsumsi makanan manis mungkin tidak membahayakan jantung Anda, tetapi asupan gula yang berlebihan dapat meningkatkan risiko stroke dan aneurisma secara signifikan.

Sebuah studi terkini yang menyelidiki dampak gula terhadap risiko penyakit kardiovaskular menemukan bahwa bukan hanya kuantitas tetapi juga sumber gula yang memegang peranan penting. Para peneliti mencatat bahwa mengonsumsi minuman manis secara signifikan meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan fibrilasi atrium.

“Temuan paling mencolok dari studi kami adalah hubungan yang berbeda antara berbagai sumber gula tambahan dan risiko penyakit kardiovaskular. Kontras yang mengejutkan ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan tidak hanya jumlah gula yang dikonsumsi tetapi juga sumber dan konteksnya,” kata Suzanne Janzi, penulis artikel tersebut, dikutip dari Medical Daily, Rabu (5/2/2025).

Untuk memperkirakan bagaimana berbagai jenis gula memengaruhi kesehatan jantung, para peneliti menganalisis data dari dua studi kohort utama: Swedish Mammography Cohort dan the Cohort of Swedish Men. Dengan kuesioner diet dari tahun 1997 dan 2009, mereka melacak kebiasaan makan 69.705 peserta dan menindaklanjutinya untuk mengetahui risiko berbagai penyakit kardiovaskular hingga kematian atau hingga tahun 2019.

Penelitian ini berfokus pada tiga sumber gula: topping seperti madu, camilan seperti kue kering, dan minuman manis seperti minuman bersoda. Peneliti kemudian meneliti bagaimana sumber gula ini memengaruhi risiko tujuh penyakit kardiovaskular, termasuk dua jenis stroke, serangan jantung, gagal jantung, aneurisma aorta, fibrilasi atrium, dan stenosis aorta.

Selama masa tindak lanjut, 25.739 peserta mengalami masalah kardiovaskular. Analisis menunjukkan bahwa minuman bersoda dikaitkan dengan bahaya terbesar, meningkatkan risiko stroke iskemik, gagal jantung, fibrilasi atrium, dan aneurisma aorta abdominal.

“Gula cair, yang ditemukan dalam minuman manis, biasanya memberikan rasa kenyang yang lebih sedikit daripada bentuk padat — gula cair membuat Anda merasa kurang kenyang — yang berpotensi menyebabkan konsumsi berlebihan. Konteks juga penting — camilan sering dinikmati dalam suasana sosial atau acara-acara khusus, sementara minuman manis mungkin dikonsumsi lebih sering,” jelas Janzi.

Namun, risiko kesehatan terbesar terlihat pada orang-orang yang mengonsumsi camilan paling sedikit. Hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa orang-orang ini mungkin memiliki pola makan yang sangat ketat karena kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Sebaliknya, mengonsumsi camilan sesekali dikaitkan dengan hasil yang lebih baik daripada tidak mengonsumsi camilan sama sekali.

“Meskipun studi observasional kami tidak dapat menentukan sebab akibat, temuan ini menunjukkan bahwa asupan gula yang sangat rendah mungkin tidak diperlukan atau bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskular,” kata Janzi. (nis/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Rabu, 5 Februari 2025
29o
Kurs