Selasa, 11 Februari 2025

Gangguan Makan dan Obesitas Sebelum Hamil Tingkatkan Risiko Gangguan Mental pada Anak

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Kepedulian sosial penting untuk menciptakan lingkungan mental yang sehat dengan mendorong masyarakat saling mengenal dan memperhatikan perubahan sikap orang di sekitar kita. Foto: Frezza

Penelitian terbaru mengungkap, anak-anak yang terlahir dari ibu dengan riwayat gangguan makan dan obesitas sebelum kehamilan akan berisiko didiagnosis kesehatan mental lebih besar.

Melansir Medical Daily, studi yang melibatkan hampir 400.000 ibu dan sekitar 650.000 anak di Finlandia mengungkapkan, ada hubungan yang signifikan antara kesehatan ibu dan kesejahteraan mental anak-anak mereka.

Penelitian itu menunjukkan, ada hubungan antara riwayat gangguan makan pada ibu dan indeks massa tubuh (BMI) sebelum hamil yang melebihi kisaran berat badan normal dengan sebagian besar dari sembilan diagnosis psikiatris yang diperiksa pada keturunannya.

Diagnosis psikiatris itu meliputi kecemasan, gangguan suasana hati, gangguan tidur, cacat intelektual, gangguan spektrum autisme (ASD), ADHD, gangguan perilaku, gangguan sosial, gangguan tic, serta gangguan makan pada bayi dan anak-anak.

Hasilnya menunjukkan, sekitar 53% memiliki kelebihan berat badan atau obesitas sebelum kehamilan, hampir 6% memiliki berat badan kurang, dan 1,6% memiliki riwayat gangguan makan.

Setelah dibandingkan, dampak gangguan makan ibu terhadap kesehatan mental anak cenderung lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh obesitas ibu.

“Efek terbesar diamati pada gangguan makan ibu yang tidak disebutkan secara spesifik terkait dengan gangguan tidur dan fungsi sosial serta gangguan tic pada keturunannya, sementara pada obesitas parah sebelum kehamilan pada ibu, cacat intelektual pada keturunannya memiliki ukuran efek terbesar,” tulis para peneliti dalam studi yang dipublikasikan di Jama Network dan dikutip dari Medical Daily.

Gangguan makan yang tidak disebutkan secara spesifik (EDNOS) merujuk pada kategori gangguan makan yang tidak sesuai dengan kriteria khusus untuk gangguan yang lebih umum dikenal seperti anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan berlebihan.

“Studi ini mengonfirmasi hubungan yang dipublikasikan sebelumnya antara gangguan makan ibu dan BMI serta gangguan kejiwaan pada keturunannya, tetapi juga melaporkan hubungan baru,” kata Ida Nilsson, salah seorang penulis studi kepada MedPage Today.

“Temuan ini menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan gangguan makan ibu dan BMI dalam perawatan bersalin, yang bertujuan untuk mengurangi jumlah keturunan dengan gangguan perkembangan saraf dan kejiwaan. Temuan ini juga memperkuat pentingnya gizi ibu hamil,” kata Nilsson. (dra/lta/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Selasa, 11 Februari 2025
29o
Kurs