Rabu, 16 April 2025

Dosen UC Ulas Budaya Indonesia-Tionghoa Lewat Novel “Warisan Dua Dunia”

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Shienny Megawati Sutanto (kanan) Dosen Visual Communcation Design Universitas Ciputra (UC) Surabaya bersama mahasiswa membaca novel Warisan Dua Dunia di UC Tower, Surabaya, Selasa (15/4/2025). Foto: Risky suarasurabaya.net

Shienny Megawati Sutanto Dosen Visual Communcation Design Universitas Ciputra (UC) Surabaya mengulas budaya Indonesia-Tionghoa khususnya Lontong Cap Go Meh, dalam novel berjudul “Warisan Dua Dunia”.

Novel dengan tema budaya Indonesia-Tiongkok itu, merupakan bagian dari karya lanjutannya setelah menyelesaikan disertasi untuk program doktoral, yang juga mengangkat tema serupa.

“Novel ‘Warisan Dua Budaya’ yang baru di-launching ini, mengangkat tema budaya Tionghoa di Indonesia, khususnya dalam merayakan Cap Go Meh menggunakan lontong yang hanya ada di Indonesia,” katanya di UC Tower, Surabaya, Selasa(15/4/2025).

Novel tersebut, memiliki genre fantasi dengan menceritakan kehidupan seseorang ketika merayakan Cap Go Meh dengan segala budaya dan kulinernya.

Shienny membuat novel tersebut, karena terinspirasi dari masa kecil yang biasa diajak orang tua ke kelenteng. Kemudian ia berbesit untuk menceritakan budaya tersebut dalam bentuk karya sasrta.

“Inspirasi atau ide awalnya semuanya berangkat dari budaya dulu. Elemen budaya yang saya angkat Cap Go Meh, itu dulu yang saya gali, kemudian, fantasinya belakangan,” bebernya.

Dalam pembuatannya, ia melakukan riset pada tahun 2022 ketika memulai masa studi doktoral. Kemudian, lanjut ke tahap penulisan hingga pembutan gambar ilustrasi, dan selesai bulan Juni 2024, tepat saat wisuda.

“Juga tetap ada proses adjustment lagi sebelum novelnya siap untuk dipublikasikan,” ucapnya.

Novel tersebut menjadi karyanya yang ke-26. Sebelumnya, ia juga telah menulis berbagai judul novel hingga komik.

“Saya sudah menulis novel fantasi dari 2010, dan memang lebih nyaman di genre itu, jadi tetap saya pertahankan karena itu kan ciri khas sebagai penulis,” katanya.

Sebagai seorang dosen, ia mengatakan bahwa kesehariannya banyak dibuat untuk mengajar. Sedangkan untuk menulis novel dan menggambar ilustrasi, ia manfaatkan waktu luang seperti sore hari.

Ke depan, ia mengaku ingin membuat karya-karya sastra, terutama novel dengan genre fantasi, di tengah kesibukannya sebagai dosen Visual Communication Desain UC Surabaya

“Akan cari dulu budaya apa yang bisa diangkat, riset dulu, baru kita buat ceritanya. Dan ini pasti makan waktu lebih lama, tidak bisa secepat novel fantasy biasa, karena risetnya harus lebih dalam. Karena kan budaya yang tidak boleh asal-asalan,” ujarnya.

Seperti diketahui, dalam pembuatan novel itu, selain sebagai penulis, ia juga sekaligus sebagai pembuat gambar ilustrasi dalam karya sastra tersebut. (ris/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

BMW Tabrak Tiga Motor, Dua Tewas

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Surabaya
Rabu, 16 April 2025
26o
Kurs