Sabtu, 15 Februari 2025

Dokter Ungkap Konsumsi Jeruk Bali Saat Minum Obat Bisa Berbahaya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi jeruk bali. Foto: Halodoc

Selain minum obat dengan tepat waktu dan sesuai dengan dosis, pola konsumsi makanan atau minuman dengan benar juga penting untuk memberikan efek obat tersebut pada kesehatan.

Melansir Medical Daily, Jumat (14/2/2025), seorang dokter memperingatkan bahwa makanan tertentu dapat mengganggu penyerapan obat, memengaruhi efektivitasnya, atau dalam kasus yang jarang terjadi menyebabkan keracunan jika dikombinasikan dengan pil.

Dr. Xand van Tulleken seorang dokter Inggris yang dikenal dengan berbagai program TV terkait kesehatan, memperingatkan agar tidak mencampur makanan tertentu dengan obat-obatan, terutama salah satu buah yang dapat memperparah.

Di acara Morning Live BBC, Dr. Tulleken mengatakan salah satunya jeruk bali yang dapat menghambat penyerapan semua obat. Buah ini tidak boleh dikonsumsi dalam bentuk apa pun termasuk selai atau jus, saat sedang mengonsumsi obat-obatan rutin.

Ketika secara rutin mengonsumsi statin, pil tekanan darah, obat-obatan psikiatris, imunosupresan, dan obat-obatan untuk irama jantung, maka pasien harus menghindari jeruk bali.

“Jika Anda mengonsumsi jeruk bali dan mengonsumsi obat secara teratur, kamu harus selalu waspada dan mengetahui apa yang terjadi karena jeruk bali bisa berbahaya,” kata Tulleken.

Dia menjelaskan bahwa jeruk bali secara alami menghasilkan zat kimia untuk mencegah hewan tertentu di alam liar, agar dapat bertahan hidup dan menyebarkan benih. Zat kimia yang sama ini dapat memengaruhi cara enzim memecah obat.

“Saat kita mengonsumsi obat, tubuh kita akan memecahnya sehingga kita dapat mengeluarkannya tanpa membahayakan setelah obat tersebut bekerja. Jadi jeruk bali dapat menghentikan pemecahan obat sehingga kamu mendapat dosis yang sangat tinggi dan itu dapat menimbulkan efek yang sangat beracun,” jelasnya.

Meskipun hanyan setengah gelas jus yang dikonsumsi, dapat memengaruhi cara obat diproses dalam tubuh selama beberapa hari.

Hal tersebut membuat Dr. Tulleken menyarankan siapa pun yang sedang menjalani pengobatan rutin untuk berkonsultasi dengan apoteker atau dokter umum sebelum mengonsumsi jeruk bali.

“Kadang-kadang bahkan dapat memiliki efek tidak memecah obat menjadi molekul yang sebenarnya aktif dalam tubuh kamu sehingga Anda dapat memperoleh efek toksik dan obat tersebut bahkan tidak memberi kamu manfaatnya,” tambahnya.

Dr. Tulleken juga menyebutkan vitamin K, yang ditemukan dalam makanan seperti sayuran hijau, alpukat, dan kuning telur, sebagai faktor lain yang dapat memengaruhi efek obat-obatan tertentu. Karena vitamin K penting untuk pembekuan darah, vitamin K dapat mengurangi efektivitas pengencer darah.

Ia menyarankan untuk mendistribusikan asupan makanan kaya vitamin K secara merata daripada menghindarinya sama sekali.(dra/bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Surabaya
Sabtu, 15 Februari 2025
34o
Kurs