Rabu, 12 Maret 2025

Dokter Jelaskan Faktor Penyebab Kejang dan Langkah Pertolongan Pertama yang Tepat

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ilustrasi seorang dokter Korsel yang sedang memeriksa pasien. Foto: iStock Ilustrasi seorang dokter yang sedang memeriksa pasien. Foto: iStock

Ranette Roza dokter spesialis neurologi dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono di Jakarta Timur menyampaikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan tubuh kejang, salah satunya epilepsi.

“Kejang itu penyebabnya banyak sekali, bisa karena epilepsi, yang dari kecil epilepsi, atau misalkan pasien pasca-stroke itu bisa terjadi kejang. Atau faktor metabolik, itu juga bisa,” katanya dalam seminar edukasi kesehatan pasien dan keluarga, Rabu (12/3/2025), dikutip Antara.

“Biasanya pasien stroke ini ada risiko diabetes atau sakit gula. Nah, sakit gula itu bisa karena gulanya tidak terkontrol, terlalu tinggi, termasuk bisa menjadi faktor risiko kejang,” ujarnya.

Dia mengemukakan pentingnya pasien stroke dengan risiko diabetes untuk mengontrol kadar gula darah agar tidak meningkat dan mendatangkan risiko kejang.

“Jadi, gula darah itu harus dikontrol dengan baik. Karena kejang itu penyebabnya enggak cuma dari kepala. Dari metabolik juga bisa,” katanya.

Menurut dia, masalah ginjal yang ditandai dengan kadar ureum-kreatinin sangat tinggi atau kadar natrium yang terlalu rendah dalam darah juga dapat menyebabkan kejang.

“Suwarni perawat tadi sudah menyebutkan, misalnya gagal ginjal dengan kadar ureum-kreatinin yang sangat tinggi, itu bisa menyebabkan kejang,” katanya.

Di samping itu, menurutnya, kejang dapat terjadi karena trauma, tumor, atau infeksi di kepala.

“Kejang, baik karena faktor trauma, jantung, atau epilepsi, ayan, dan lain-lain, itu sama sekali tidak menular, itu bukan suatu penyakit yang bisa menular melalui air liur, droplet, ataupun darah,” kata Ranette.

“Jadi, kalau bisa tolong saja. Kasihan pasiennya kalau tidak ditolong,” jelasnya.

Dia mengatakan bahwa pertolongan pertama sangat penting untuk mencegah cedera dan komplikasi pada orang yang kejang, terutama yang sampai mengeluarkan liur.

Pertolongan pertama dapat dilakukan dengan menjauhkan benda-benda yang dapat membahayakan dari sekitar tubuh pasien, melindungi kepalanya dari benturan, serta memiringkan tubuhnya agar tidak tersedak liur atau muntahan.

Pertolongan pertama yang tepat, lanjutnya, dapat membantu pasien melewati periode kejang dengan aman.

Sementara, Suwarni menyampaikan bahwa mereka yang hendak memberikan pertolongan kepada orang yang sedang kejang sebaiknya berusaha untuk tenang, jangan panik.

Suwarni mengingatkan penolong agar tidak memasukkan benda apapun ke dalam mulut orang yang sedang kejang, karena dapat menyebabkan cedera.

Penolong juga disarankan memperhatikan dan mencatat berapa lama pasien kejang dan segera hubungi layanan kesehatan darurat jika kejang berlangsung lebih dari lima menit atau pasien cedera.

Setelah kejang berhenti, penolong disarankan membantu pasien agar bisa beristirahat serta memperhatikan kondisinya.

Jika pasien kebingungan atau kesulitan bernapas, penolong sebaiknya segera menghubungi layanan bantuan medis.

Ranette menjelaskan pula bahwa kejang demam bisa terjadi pada anak berusia enam bulan sampai lima tahun, dan sebagian besar tidak berkembang menjadi epilepsi.

Ia menyampaikan bahwa sebagian besar kejang demam tidak berbahaya bagi orang dewasa, jadi kalau mendapati orang kejang sebaiknya lekas memberikan pertolongan pertama dan menghubungi layanan medis darurat agar pasien bisa memperoleh bantuan medis yang dibutuhkan. (ant/nis/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Rabu, 12 Maret 2025
27o
Kurs