Minggu, 9 Maret 2025

Dokter Ingatkan Bahaya Konsumsi Popcorn bagi Anak Balita

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi popcorn. Foto: Pixabay

Popcorn merupakan salah satu camilan populer yang biasa dinikmati dalam berbagai momen termasuk kumpul keluarga. Namun, pada anak balita camilan populer ini bisa menimbulkan bahaya risiko tersedak.

Niamh Lynch dokter anak mengingatkan para orang tua perlu mempertimbangkan kembali menyajikan popcorn kepada anak kecil mereka. Menurutnya, tidak ada cara yang aman untuk memberi popcorn kepada anak-anak.

“Apa yang saya rekomendasikan sebagai cara teraman untuk memberi popcorn kepada balita? Saya tidak punya. Itu sangat berbahaya,” kata Niamh Lynch, dilansir dalam Antara, Minggu (9/3/2025).

Lynch menjelaskan bahwa popcorn dapat dengan mudah terhirup ke dalam saluran pernapasan anak yang kecil, yang lebarnya kira-kira sebesar jari kelingking. Hal ini bisa berisiko menyebabkan saluran pernapasan balita tersumbat.

Menurut dia, bukan hanya potongan popcorn utuh saja yang berbahaya, namun partikel popcorn berukuran kecil pun dapat menimbulkan risiko yang signifikan.

“Jika teraspirasi atau terhirup, popcorn dapat mengendap di paru-paru dan menyebabkan infeksi serius. Jadi, jika balita menghirup popcorn ke dalam saluran pernapasan, sayangnya hal itu dapat menyebabkan kematian, dan jika mereka menghirup partikel kecil, hal itu dapat menyebabkan infeksi yang sangat serius. Jadi, popcorn terlalu berbahaya dan tidak direkomendasikan oleh dokter anak,” ujarnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS juga memperingatkan agar tidak menyajikan popcorn untuk anak-anak.

“Hindari menyajikan popcorn, sesendok selai kacang, anggur utuh, dan keju potong dadu kepada anak-anak di bawah usia 4 tahun, karena dapat menyebabkan tersedak. Selalu awasi anak-anak saat mereka makan,” CDC memperingatkan.

Untuk mencegah tersedak, CDC menyarankan orang tua dan pengasuh untuk selalu menjaga anak dalam posisi tegak saat makan, karena posisi ini membantu mengurangi risiko makanan menyumbat saluran pernapasan mereka.

Selain itu, disarankan untuk tidak memberi makan anak di strollers atau kereta dorong, karena akan sulit memantau kebiasaan makan mereka. Waktu makan harus tenang dan fokus. Harus selalu mengawasi dengan saksama apa yang dimasukkan anak ke dalam mulut mereka. (ant/nis/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Minggu, 9 Maret 2025
27o
Kurs