
Kementerian Kesehatan menyebut budaya masyarakat yang gemar banyak makan makanan manis saat buka puasa menjadi salah satu tantangan dalam menghadapi obesitas.
“Budaya-budaya (makan manis) dalam masyarakat, kalau kita tidak tahu (bahayanya) itu bisa berpotensi untuk kemudian terjadinya kondisi-kondisi daripada penyakit tidak menular,” kata Siti Nadia Tarmizi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes dikutip dari Antara, Selasa (4/3/2025).
Nadia mengatakan, budaya makan makanan manis dapat terlihat ketika memesan minuman berupa teh di tempat makan. Kebanyakan orang tidak peduli apabila minuman yang datang berupa teh manis dengan gula yang cukup banyak.
Kebiasaan lainnya yakni langsung memakan makanan manis secara berlebihan sebagai bentuk pelampiasan atas rasa lapar karena berpuasa. Makanan manis itu bisa berupa takjil seperti es buah ataupun kolak yang rasanya amat manis.
“Kalau misalnya kita lihat anjuran Nabi Muhammad, makanan manis itu sebenarnya kurma, kan? Kurma itu manis tapi tidak membahayakan kita, jadi itu yang harus kita pastikan,” katanya.
Nadia menjelaskan masyarakat tetap dapat mencicipi takjil yang manis, selama makanan itu tidak dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Termasuk dalam mengonsumsi makanan asin.
Ia menyoroti seringkali makanan yang dimasak di rumah rasanya cenderung asin karena dimasak dalam porsi yang besar.
Masyarakat pun diingatkan agar dapat mengatur konsumsi gula, garam, dan lemak agar tetap dalam batas yang wajar, yakni empat sendok makan gula per hari, satu sendok teh garam per hari dan lima sendok makan minyak untuk asupan lemak per hari.
“Jadi tetap bahwa kita selalu walaupun kita berpuasa, sesuai dengan kebutuhan kalori kita, tetap kendalikan gula garam lemak kita, karena bukan berarti bahwa kita berpuasa itu, kemudian kita harus memenuhi kebutuhan dan gizi kita 2 kali lipat lebih banyak atau berlebihan,” katanya.
Masyarakat juga diminta agar tetap memenuhi cairan tubuh dengan meminum delapan gelas air atau setara dengan dua liter air sehari.
“Kalau dia puasa kadang orang jadi suka minumnya cuma dua gelas kan? kadang-kadang minumnya, padahal harusnya tetap kita beri asupan cairan setelah berbuka puasa,” ujar Nadia. (ant/nis/saf/ipg)