
Idulfitri adalah hari kemenangan yang penuh kebahagiaan bagi umat Islam. Di balik sukacita menyambut hari raya, terdapat sunnah-sunnah mulia yang diajarkan Rasulullah SAW, salah satunya adalah makan sebelum berangkat ke tempat salat Id.
Rasulullah SAW memberikan teladan yang jelas dalam hal ini. Dalam riwayat yang disampaikan oleh Anas bin Malik:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَعْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتِ
“Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW tidak pergi ke salat Idulfitri sebelum beliau makan beberapa kurma.” (HR. Al-Bukhari).
Dilansir dari laman resmi Muhammadiyah pada Minggu (30/3/2025), kurma, makanan sederhana namun kaya manfaat, menjadi pilihan Rasulullah untuk mengawali hari kemenangan.
Ini menunjukkan kesederhanaan sekaligus kepekaan beliau terhadap nilai gizi dan simbol syukur setelah sebulan menahan lapar dan dahaga.
Perbedaan adab antara Idulfitri dan Idul Adha juga ditegaskan dalam riwayat lain. Abdullah bin Buraidah meriwayatkan dari ayahnya:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ وَلَا يَطْعَمُ يَوْمَ الْأَضْحَى حَتَّى يُصَلِّيَ
“Diriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah SAW pada hari Idulfitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Idul Adha tidak makan sehingga selesai salat.” (HR. At-Tirmizi).
Pada Idulfitri, makan sebelum salat menjadi tanda bahwa puasa telah usai, sementara pada Iduladha, menunda makan hingga setelah salat dan penyembelihan kurban melambangkan prioritas ibadah kurban.
Perbedaan ini mengajarkan umat Islam untuk memahami esensi setiap hari raya dengan penuh kesadaran. (nis/saf/ham)