Kamis, 30 Januari 2025

5 Tempat Wisata Augmented Reality

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Candi Borobudur. Foto: lonelyplanet

Indonesia kaya destinasi wisata yang menarik dan menakjubkan, sarat dengan nilai sejarah, seni, dan budaya. Banyak destinasi wisata yang mulai berinovasi agar pengunjungnya mendapat ilmu dan pengalaman tambahan tanpa harus beranjak dari tempatnya. Salah satunya menggunakan Augmented Reality (AR) atau realitas berimbuh. Dengan Augmented Reality, pengunjung bisa pergi ke tempat lain bahkan ke masa lampau untuk merasakan suasana pada waktu itu.

Augmented Reality adalah lingkungan realitas yang diciptakan dengan menggunakan teknologi untuk menambahkan elemen digital pada citra yang dilihat melalui sebuah peranti (seperti kamera ponsel). Augmented Reality menjadi salah satu opsi yang mumpuni dalam menjalankan pariwisata berkelanjutan dengan mengedepankan inklusifitas, meminimalkan jejak fisik di lokasi wisata, mendukung pelestarian warisan budaya, serta mendorong edukasi bagi generasi muda.

Berikut ini adalah lima rekomendasi tempat destinasi pariwisata yang sudah menggunakan teknologi Augmented Reality sebagai salah satu instrumen berwisata seperti dikutip dari laman kemenpar.go.id, Rabu (29/1/2025):

1. Monumen Nasional (Monas), Jakarta

Monumen Nasional (Monas). Foto: kemenparekraf.go.id

Pengunjung Monumen Nasional (Monas) kini dapat menjelajahi sejarah perjuangan bangsa Indonesia melalui teknologi Augmented Reality. Dengan aplikasi khusus, wisatawan dapat melihat animasi tiga dimensi tentang peristiwa-peristiwa penting di balik proklamasi kemerdekaan. Inovasi ini memungkinkan pengunjung memahami perjalanan bangsa dengan cara yang menarik tanpa merusak artefak sejarah.

 

2. Museum Situs Manusia Purba Sangiran, Jawa Tengah

Museum Situs Manusia Purba Sangiran. Foto: kemenparekraf.go.id

Museum Situs Manusia Purba Sangiran menghidupkan sejarah evolusi manusia dengan Augmented Reality. Wisatawan dapat melihat rekonstruksi manusia purba secara virtual, lengkap dengan lingkungan tempat mereka hidup jutaan tahun lalu. Fitur ini memberikan pengalaman belajar yang unik dan interaktif, yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan situs bersejarah ini.

 

3. Galeri Nasional Indonesia, Jakarta

Galeri Nasional Indonesia. Foto: instagram galerinasional

Pameran seni di Galeri Nasional menjadi lebih interaktif dengan Augmented Reality. Teknologi ini memungkinkan pengunjung melihat informasi tambahan tentang karya seni, seperti cerita di balik lukisan, teknik pembuatan, hingga simulasi tiga dimensi. Dengan cara ini, Galeri Nasional mendorong apresiasi seni yang lebih mendalam, sambil mengurangi ketergantungan pada brosur atau panduan fisik.

4. Agung Rai Museum of Art (ARMA), Bali

Agung Rai Museum of Arts. Foto: armabali.com

Di Agung Rai Museum of Art (ARMA), pengunjung dapat menggunakan Augmented Reality untuk memahami konteks budaya dan filosofi di balik seni Bali tradisional. Wisatawan dapat menyaksikan tari-tarian Bali melalui animasi digital atau berinteraksi dengan pemandangan virtual yang menggambarkan kehidupan masyarakat Bali di masa lampau. Teknologi ini membantu melestarikan seni dan budaya Bali secara digital sambil menarik wisatawan generasi muda.

5. Candi Borobudur, Jawa Tengah

Candi Borobudur. Foto: kemenparekraf.go.id

Sebagai salah satu situs warisan dunia UNESCO, Candi Borobudur mengintegrasikan Augmented Reality untuk memberikan tur virtual. Wisatawan dapat melihat detail relief candi dengan penjelasan animasi. Teknologi ini juga menghadirkan gambaran tentang bagaimana Candi Borobudur dibangun dan digunakan pada masa kejayaannya.(ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Kamis, 30 Januari 2025
27o
Kurs