Jumat, 22 November 2024

Waspadai Dampak Kelebihan Asupan Gula terhadap Kesehatan si Kecil

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi anak makan permen. Ilustrasi anak makan permen. Foto: Shutterstock

dr. Tan Shot Yen ahli gizi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengemukakan pentingnya para orang tua mewaspadai dampak kelebihan asupan gula terhadap kesehatan si kecil.

Dilansir Antara Rabu (22/5/2024), ia juga mengingatkan bahwa masih banyak produk makanan dan minuman anak yang memiliki kandungan gula tambahan dan kadar gulanya melebihi kebutuhan anak.

Selain itu, mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan dapat berdampak buruk terhadap kesehatan anak.

“Masalah pertama yang bisa terjadi ialah anak jadi mengalami yang namanya ketagihan, akhirnya hal itu meningkatkan kebutuhan anak terhadap rasa manis yang berlebih,” kata dokter Tan.

Anak yang mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan atau kandungan gula berlebih, kata dia, kadar gula dalam darahnya akan tinggi dan kondisi yang demikian bisa membuat virus dan bakteri lebih mudah berkembang di dalam tubuh anak.

Akibatnya, daya tahan tubuh anak bisa menurun sehingga anak lebih mudah terserang penyakit.

Tidak hanya itu, Dokter Tan pun mengatakan, mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan atau kandungan gula berlebih juga bisa menyebabkan anak mengalami obesitas. Anak yang mengalami obesitas rentan mengalami masalah tulang.

Sementara, hasil penelitian tentang pengaruh obesitas pada masa kanak-kanak terhadap perkembangan dan kesehatan tulang yang dipublikasikan di Journal of Obesity and Metabolic Syndrome pada 2019 menunjukkan, anak-anak dengan obesitas 25 persen lebih mungkin mengalami keretakan tulang karena rangka tubuhnya tidak dapat beradaptasi dengan peningkatan masa tubuh.

Ia menjelaskan, pula bahwa konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi dapat meningkatkan kadar gula dan kolesterol dalam darah.

Kadar gula dan kolesterol dalam darah yang melampaui batas normal dapat memicu munculnya penyakit tidak menular seperti diabetes melitus dan gangguan jantung.

Menurutnya, konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi juga berhubungan dengan peningkatan kemungkinan terserang kanker.

“Memang gula tidak secara langsung mengakibatkan potensi kanker. Tapi, gula menyebabkan obesitas dan ketika kondisi itu terjadi anak akan bertambah berat badan dan naiknya berat badan itu jembatan menuju kanker dibentuk,” katanya.

Oleh karena itu, dia berpesan kepada para orang tua untuk memperhatikan kandungan gula pada makanan dan minuman yang dikonsumsi anak agar asupan gula anak tidak sampai melampaui batas.

Hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan tingkat konsumsi gula pada anak batita tergolong tinggi.

Berdasarkan data kebiasaan konsumsi makanan manis anak kelompok umur 3-4 tahun, sebanyak 50,1 persen batita di Indonesia memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis lebih dari satu kali per hari. (ant/sya/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs