Jumat, 22 November 2024

Studi Ungkap Posisi Tangan yang Salah Sebabkan Kekeliruan Pembacaan Tekanan Darah

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi seorang dokter Korsel yang sedang memeriksa pasien. Foto: iStock Ilustrasi dokter memeriksa tekanan darah pasien. Foto: iStock

Dalam mengukur tekanan darah, kesalahan posisi dan penempatan lengan dapat menyebabkan kekeliruan pembacaan tekanan darah pada pasien penderita hipertensi.

Ditulis laman Medical Daily, Selasa (8/10/2024), studi baru meneliti bagaimana praktik umum nonstandar lainnya seperti meletakkan lengan di pangkuan atau membiarkannya menggantung tanpa penyangga di samping memengaruhi pembacaan tekanan darah.

Hasil yang dipublikasikan di Jama Internal Medicine menunjukkan bahwa meletakkan lengan di pangkuan melebih-lebihkan tekanan sistolik hingga hampir 4 mmHg, sementara lengan yang tidak disangga atau menggantung ke bawah meningkatkan tekanan sistolik hingga hampir 7 mmHg. Dikutip dari Antara, Rabu (9/10/2024).

Hasil diastolik lebih tinggi hingga 4,0 mmHg untuk lengan dalam posisi pangkuan dan 4,4 mmHg untuk posisi lengan yang tidak disangga.

“Temuan ini menegaskan bahwa posisi lengan membuat perbedaan besar dalam pengukuran tekanan darah yang akurat,” kata Dr. Tammy Brady, penulis utama studi tersebut.

Studi ini mengevaluasi penilaian tekanan darah dari 133 peserta dewasa berusia antara 18 hingga 80 tahun. Selama uji coba, peserta secara acak dimasukkan ke dalam salah satu dari enam kelompok, masing-masing dengan urutan tiga posisi lengan saat duduk yang berbeda yaitu lengan disangga di atas meja, lengan di pangkuan, atau lengan yang tidak disangga tergantung di samping.

Setiap peserta mengenakan manset pengukur tekanan darah lengan atas yang ukurannya sesuai, dan tiga set pengukuran rangkap tiga dilakukan dengan perangkat digital, dengan jarak 30 detik.

Studi tersebut mencatat bahwa posisi lengan yang tidak tepat ini dapat menyebabkan 16 persen orang dewasa AS, sekitar 40 juta orang, salah diklasifikasikan sebagai penderita hipertensi saat menggunakan batas tekanan darah sistolik 140 mm Hg atau lebih tinggi.

Tingkat kesalahan klasifikasi meningkat hingga 22 persen (sekitar 54 juta orang) saat batas 130 mm Hg atau lebih tinggi diterapkan.

“Jika Anda terus-menerus mengukur tekanan darah dengan lengan yang tidak disangga, dan hasilnya tekanan darah Anda lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yaitu 6,5 mmHg, maka itu adalah perbedaan potensial antara tekanan darah sistolik 123 dan 130, atau 133 dan 140—yang dianggap sebagai hipertensi stadium 2,” ungkap Sherry Liu, salah satu penulis studi, menjelaskan bagaimana posisi lengan yang tidak tepat dapat menyebabkan kesalahan diagnosis. (ant/nis/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs