Jumat, 22 November 2024

Studi: Latihan Singkat Lebih Efektif Membakar Kalori Dibandingkan Sesi Panjang

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Berolahraga dengan intensitas tinggi.Foto: Unairnews

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa latihan singkat dapat membantu membakar lebih banyak kalori dibandingkan memaksakan diri dalam sesi yang lebih panjang. Pendekatan ini bisa menjadi solusi efektif untuk mencapai hasil kebugaran tanpa merasa terbebani.

Melansir Medical Daily, Jumat (18/10/2024), menurut penelitian yang diterbitkan Proceedings of the Royal Society B, berjalan kaki atau menaiki tangga dalam jarak pendek membutuhkan lebih banyak oksigen dan energi dibandingkan dengan berjalan jauh.

Dalam sebuah uji coba yang melibatkan sepuluh peserta, para peneliti menyelidiki dampak durasi berjalan terhadap penggunaan energi tubuh. Mereka mengukur perubahan dalam upaya mekanis, intensitas, dan waktu saat peserta berjalan di tangga dengan durasi 10 hingga 240 detik pada kecepatan berbeda (0,20, 0,25, dan 0,36 m/s).

Selain itu, peserta juga berjalan di atas treadmill dengan kecepatan 1,39 m/s. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana durasi dan kecepatan berjalan memengaruhi penggunaan energi.

Hasilnya menunjukkan bahwa berjalan atau menaiki tangga dalam waktu 10 hingga 30 detik membutuhkan 20 hingga 60 persen lebih banyak oksigen daripada menempuh jarak yang sama dalam satu sesi terus-menerus.

Para peneliti menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena memulai dari keadaan diam membutuhkan lebih banyak energi, sedangkan berjalan terus-menerus menggunakan lebih sedikit energi seiring berjalannya waktu.

“Temuan kami menunjukkan bahwa penyerapan oksigen dan biaya metabolisme rata-rata waktu lebih besar untuk sesi yang lebih pendek daripada sesi yang lebih panjang: sesi 30 detik mengonsumsi 20–60 persen lebih banyak oksigen daripada ekstrapolasi kondisi stabil. Hal ini sebagian dijelaskan oleh penyerapan oksigen non-metabolik yang lebih besar secara proporsional dan menyebabkan efisiensi yang lebih rendah untuk sesi yang lebih pendek. Menyimpulkan biaya metabolisme dari kondisi stabil secara substansial meremehkan pengeluaran energi untuk sesi yang pendek,” tulis para peneliti.

“Saat kita berjalan dalam jarak yang lebih pendek, kita menggunakan lebih banyak energi dan mengonsumsi lebih banyak oksigen untuk menempuh jarak yang sama. Ini seperti memiliki mobil yang mengonsumsi lebih banyak bahan bakar selama beberapa kilometer pertama daripada setelahnya,” tambah Francesco Luciano, penulis pertama penelitian tersebut.

Temuan studi ini menawarkan berita yang menggembirakan, terutama bagi para lansia atau mereka yang memiliki kelainan gaya berjalan yang merasa sesi latihan yang panjang menjadi tantangan, karena manfaat kesehatan masih dapat diperoleh melalui berjalan dalam waktu singkat.

Luciano menyatakan bahwa untuk merancang program yang efektif dalam mempromosikan aktivitas fisik, khususnya bagi orang-orang yang melakukan sesi jalan kaki singkat, peneliti perlu mempertimbangkan kembali cara memperkirakan kebutuhan energi mereka.

Memahami pengeluaran energi dari sesi-sesi singkat ini dapat membantu menciptakan pendekatan yang lebih inklusif dalam mendorong kebiasaan beraktivitas fisik. (nis/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs