Sabtu, 6 Juli 2024

Studi: Konsumsi Minyak Ikan oleh Ayah Kurangi Risiko Anak Obesitas

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi obesitas pada anak. Foto: Getty Images

Sebuah penelitian baru menemukan, perubahan pola makan ayah dengan mengonsumsi minyak ikan dapat membantu mengurangi risiko obesitas pada anak keturunannya.

Hasil studi terbaru yang dipresentasikan dalam NUTRITION 2024 yang diadakan di Chicago, menyarankan suplementasi minyak ikan pada ayah sebagai senjata rahasia untuk memerangi masalah obesitas pada anak.

Latha Ramalingam sebagai peneliti utama studi mengatakan konsep penelitian ini menawarkan potensi yang signifikan untuk membentuk kembali strategi dalam memerangi obesitas pada anak.

“Bayangkan masa depan di mana panduan diet sebelum konsepsi tidak hanya ditujukan kepada ibu, tetapi juga melibatkan ayah, yang memungkinkan mereka untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam meningkatkan kesejahteraan anak-anak mereka sejak dini,” kata Latha dilansir Antara pada Rabu (3/7/2024).

Obesitas merupakan masalah kesehatan global yang mendesak, yang memengaruhi lebih dari 390 juta anak-anak dan remaja pada tahun 2022.

Prevalensi obesitas pada anak telah meningkat secara dramatis, dari 8 persen pada tahun 1990 menjadi 20 persen pada tahun 2022.

Selain harga diri yang rendah dan kesejahteraan mental yang buruk, obesitas meningkatkan risiko gangguan metabolisme seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.

Meskipun penelitian sebelumnya telah menunjukkan manfaat suplementasi minyak ikan pada ibu dalam mengurangi risiko obesitas pada masa kanak-kanak, peneliti mengatakan ini adalah penelitian pertama yang mengevaluasi pola pewarisan secara eksklusif pada garis ayah.

Tim peneliti melakukan penelitian pada hewan yang melibatkan 150 tikus jantan, diberi makan makanan berlemak tinggi, beberapa di antaranya diberi minyak ikan tambahan sebelum dikawinkan dengan tikus betina yang diberi makanan sehat rendah lemak.

Keturunan tikus jantan yang diberi minyak ikan memiliki berat badan lebih rendah pada hari ke-7 dan ke-21 dibandingkan dengan tikus yang ayahnya tidak diberi minyak ikan.

Keturunan betina dari kelompok minyak ikan juga menunjukkan kesehatan metabolisme yang lebih baik, dengan pembersihan glukosa dan sensitivitas insulin yang lebih baik.

Para peneliti kini tengah menyelidiki bagaimana perubahan pola makan memengaruhi sperma dan bagaimana transfer informasi ini memengaruhi generasi mendatang.

“Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut pada manusia, penemuan ini membuka babak baru dalam pemahaman kita tentang bagaimana orang tua, selain sekadar genetika, memengaruhi kesejahteraan keturunan mereka. Minyak ikan, suplemen yang mudah didapat dan aman, dapat menjadi senjata ampuh dalam perjuangan kita untuk generasi mendatang yang lebih sehat,” terang Ramalingam. (ant/saf/iss)

Berita Terkait

..
Surabaya
Sabtu, 6 Juli 2024
30o
Kurs