The Lantis berhasil mencuri perhatian penikmat musik Tanah Air dengan lagu hits mereka, “Lampu Merah”. Band yang beranggotakan Giri Virandi (bass & vokal), Ravi Rinaldy (gitar & vokal), Rifki Dzaky Fauzan (gitar) dan Risyad Fabrian (drum) ini telah membuktikan bahwa musik indie masih memiliki tempat di hati pendengar.
Dibentuk pada tahun 2019, The Lantis awalnya terdiri dari empat personel. Namun, perjalanan mereka terus berlanjut dengan formasi terbaru yang tak kalah solid.
“Awal terbentuk The Atlantis itu iseng-iseng sebenernya. Tahun 2019 itu anggotanya saya Giri, Raffi, dan Bintang. Di tahun 2020, saya dan Raffi coba seriusin. Kami rilis single pertama kita yaitu Sial. Kami juga merekrut dua personel lagi, drummer dan gitaris,” kata Giri Virandi kepada Suara Surabaya, baru-baru ini.
Dengan mengusung genre retro dan modern indie pop, The Lantis berhasil menyajikan musik yang segar dan berbeda. Inspirasi mereka berasal dari musisi-musisi legendaris seperti Naif, The Changcuters, The Beatles, The Adams, hingga Arctic Monkeys.
Album perdana mereka, “Pilot” yang dirilis pada tahun 2021, menjadi bukti nyata kemampuan The Lantis dalam menciptakan karya-karya berkualitas. Album ini berisi 11 lagu dengan tiga singel andalan, salah satunya adalah “Lampu Merah” yang kini tengah viral di berbagai platform media sosial.
Lagu “Lampu Merah” yang dirilis pada tahun 2021, mendadak meledak popularitasnya pada tahun 2023. Lirik yang menyentuh hati dan melodi yang catchy membuat lagu ini mudah diingat dan dinyanyikan. Tak heran jika banyak pengguna TikTok dan Instagram Reels yang menjadikan lagu ini sebagai latar musik video mereka.
“Lampu Merah” sendiri memiliki makna yang mendalam tentang perjalanan hidup seseorang yang penuh dengan rintangan dan tantangan. Namun, lagu ini juga mengandung pesan positif tentang harapan dan semangat untuk terus maju.
Kesuksesan “Lampu Merah” membawa The Lantis ke level yang lebih tinggi. Lagu ini berhasil menembus berbagai chart musik, baik di dalam maupun luar negeri. Prestasi ini membuktikan bahwa musik indie Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk bersaing di kancah internasional.
The Lantis berharap agar musik mereka dapat menginspirasi banyak orang. Mereka ingin membuktikan bahwa dengan kerja keras dan kegigihan, mimpi besar bisa terwujud. Melalui lagu-lagu mereka, The Lantis ingin menyampaikan pesan positif dan semangat untuk terus berkarya.
The Lantis bakal meramaikan Jazz Traffic Festival 2024 di Grand City Surabaya pada 14-15 September 2024.
Giri menyebutkan, mereka akan membawakan banyak materi yang belum pernah dibawakan di Surabaya. “Kalian yang bakalan nonton, jangan lupa ya nantikan kita di azz Traffic Festival 2024,” ujarnya.
Selain The Lantis, sederet musisi papan atas lain juga akan memeriahkan Jazz Traffic Festival 2024 di antaranya The Changcuters, Kahitna, Nadin Amizah, Coldiac, Baryy Likumahuwa, Nonaria, Ardhito Pramono, Dere, Yovie and The Nuno, Maliq & d’Essentials, Reality Club, Suara Kayu, Mocca, Mr. Jono Joni, Vina Panduwinata serta sejumlah artis lainnya.
Informasi tiket Jazz Traffic Festival bisa diakses di jazztraffic.com.
Tentang Jazz Traffic
Jazz Traffic sendiri awalnya adalah program siaran di Radio Suara Surabaya yang sudah mengudara sejak tahun 1983. Bahkan, Bubi Chen sang virtuoso musik jazz internasional dari Surabaya pernah terlibat dalam siaran Jazz Traffic sejak tahun 1985 sampai akhir hayatnya pada tahun 2012.
Saat ini, siaran Jazz Traffic tidak hanya memperdengarkan komposisi-komposisi jazz, tapi juga mengenalkan sub genre Jazz Tradisional, Free Jazz, hingga Jazz Kontemporer. Selama mengudara, Jazz Traffic telah membentuk komunitas-komunitas jazz yang solid, tidak hanya di Kota Surabaya, tapi juga kota-kota lain di Indonesia.
Program Jazz Traffic yang dibidani Errol Jonathans ini, lantas diabadikan dalam sebuah acara live performance para musisi jazz Indonesia bertajuk Jazz Traffic Festival (JTF).
Jazz Traffic Festival digelar pertama kali pada 27 November 2011 di Grand City Surabaya.(iss)