Tren perawatan kecantikan non bedah di Surabaya masih mendominasi dibandingkan tindakan operasi atau bedah plastik.
Christeven Mergonoto presiden direktur salah satu klinik kecantikan menjelaskan, kurang lebih 99 persen pasien memilih treatment tanpa operasi.
“Sekitar 99 persen milih non surgical,” katanya selepas menghadiri sebuah talkshow di Surabaya pada Senin (29/7/2024).
Ia mengatakan, ada beberapa faktor pendorong treatment tanpa bedah masih mendominasi. Pertama, karena hasil bedah plastik tidak lagi bisa kembali seperti semula.
“Kalau face sculpting bisa ditambakan dengan treatment lagi jika kurang cocok,” katanya lagi.
Kedua, tingkat kesakitan bedah plastik, sebelum dan sesudah tindakan. Serta hasil yang baru tampak setelah waktu lama.
“Bedah itu setahun kadang masih bengkak. Baru ideal setahun, misalnya. Serta harus di rumah sakit, bius total, nanti setelahnya masih sakit lagi,” ucapnya.
Selain itu, belakangan hasil operasi bedah plastik tokoh publik justru menciptakan wajah baru yang berbeda dengan aslinya.
Sementara perawatan non bedah bersifat tidak permanen. Sehingga ketika bentuk tidak sesuai keinginan bisa dilakukan penambahan treatment.
Faktor lainnya, keinginan orang untuk menyempurnakan wajah yang kurang seimbang.
“Bukan mengubah wajah tapi dibikin seimbang. Keseimbangan wajah, proporsinya lebih pas,” tambahnya.
Sementara face sculpting sendiri merupakan perawatan lebih dari satu jenis atau kombinasi sesuai dengan kondisi wajah. (lta/saf/ipg)