Perayaan Hari Gizi Nasional pada Kamis (25/1/2024) disebut menjadi momentum bagi Indonesia untuk mengkonsolidasikan sumber daya dan keahlian yang dimiliki, guna mencapai tujuan gizi nasional.
Menurut dr. Dito Anurogo, M.Sc., Ph.D.(Cand.) dalam laman ayosehat.kemkes.go.id, pemberian makanan tambahan (PMT) lokal kaya protein hewani bukan sekadar komponen dalam program gizi. Lebih dari itu, ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa yang lebih sehat dan produktif.
Protein hewani diketahui memiliki peran krusial dalam mendukung pertumbuhan dan pemulihan tubuh. Dibandingkan protein nabati, protein hewani mengandung asam amino esensial yang lebih lengkap dan mudah diserap oleh tubuh.
“Di Indonesia, sumber protein hewani yang umum dikonsumsi seperti ayam, sapi, ikan, dan telur, harus lebih dioptimalkan pemanfaatannya, khususnya dalam program-program PMT,” tulis Dito.
“Namun, tantangan terbesar dalam mengintegrasikan protein hewani lokal dalam PMT adalah aksesibilitas dan keterjangkauan,” imbuhnya.
Realitas di banyak daerah menunjukkan harga sumber protein hewani sering kali tidak terjangkau bagi keluarga berpenghasilan rendah.
Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi yang dapat menurunkan biaya produksi dan distribusi, sehingga protein hewani lokal bisa menjadi lebih terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Inovasi dalam budidaya ternak dan perikanan lokal menjadi kunci. Penerapan metode budidaya yang efisien dan ramah lingkungan dapat menurunkan biaya produksi, sekaligus menjaga keberlanjutan sumber daya alam.
Contohnya, pemanfaatan teknologi akuaponik dalam budidaya ikan, atau pengembangan pakan ternak yang berasal dari sumber lokal, dapat secara signifikan mengurangi biaya produksi.
Selanjutnya, peningkatan kualitas PMT lokal kaya protein hewani juga harus dibarengi dengan edukasi gizi yang efektif kepada masyarakat.
“Kebijakan publik yang mendukung program edukasi gizi, khususnya di sekolah dan pusat-pusat komunitas, akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya konsumsi protein hewani,” jabarnya.
Edukasi ini harus mencakup informasi mengenai cara mengolah makanan agar nilai gizinya terjaga, serta pentingnya kombinasi antara protein hewani dan sumber gizi lain seperti sayuran dan karbohidrat.
Selain itu, peran swasta dan organisasi non-pemerintah dalam mendukung produksi dan distribusi PMT lokal kaya protein hewani juga perlu ditingkatkan. (azw/saf/ham)