Para peneliti menemukan bahwa pemberian air susu ibu (ASI) lebih dari tiga bulan memberikan perlindungan terhadap asma dengan meningkatkan mikrobioma yang sehat di usus dan rongga hidung.
Pemberian ASI eksklusif dalam jangka waktu lama dikaitkan dengan kesehatan anak yang lebih baik secara keseluruhan dan sebuah penelitian terkini memperkuat hubungan ini.
Penelitian menunjukkan, pemberian ASI dan kolonisasi mikroba selama masa bayi, memegang peranan penting dalam memengaruhi risiko penyakit pernapasan. Tapi, mekanisme pasti yang menyebabkan faktor-faktor ini memberikan manfaat masih belum jelas.
Dalam studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Cell, para peneliti menggarisbawahi pentingnya pemberian ASI dalam jangka panjang untuk kesehatan pernapasan.
Hasilnya menunjukkan bahwa pola kolonisasi mikroba yang kuat, bersama dengan komponen ASI, memberikan efek perlindungan terhadap asma pada anak prasekolah.
Pemberian ASI selama lebih dari tiga bulan terbukti membantu perkembangan mikrobioma secara bertahap dalam sistem pencernaan dan saluran pernapasan atas bayi. Sebaliknya, menghentikan pemberian ASI lebih awal akan mengganggu proses ini dan dikaitkan dengan risiko asma yang lebih tinggi pada usia prasekolah.
“Kami menemukan bahwa penghentian pemberian ASI secara dini (sebelum tiga bulan) menyebabkan perolehan spesies dan fungsi mikroba secara dini, termasuk Ruminococcus gnavus dan biosintesis triptofan, yang sebelumnya dikaitkan dengan modulasi imun dan asma. Sebaliknya, pemberian ASI eksklusif yang lebih lama mendukung perkembangan mikroba yang terarah, sehingga melindungi terhadap asma,” ungkap para peneliti yang dikutip dari Medical Daily pada Rabu (25/9/2024).
“Sama seperti alat pacu jantung yang mengatur ritme jantung, menyusui dan ASI mengatur kecepatan dan urutan kolonisasi mikroba di usus dan rongga hidung bayi, memastikan bahwa proses ini terjadi secara teratur dan tepat waktu. Perkembangan mikrobioma yang sehat tidak hanya tentang memiliki mikroba yang tepat. Mereka juga perlu muncul dalam urutan yang tepat pada waktu yang tepat,” ucap Liat Shenhav salah satu peneliti senior.
“Penelitian kami menyoroti dampak mendalam dari pemberian ASI pada mikrobioma bayi dan peran penting pemberian ASI dalam mendukung kesehatan pernapasan. Dengan mengungkap mekanisme di balik efek perlindungan ASI, seperti yang ditunjukkan dalam penelitian ini, kami bertujuan untuk menginformasikan pedoman nasional tentang pemberian ASI dan penyapihan dari ASI dengan cara yang berbasis data. Dengan penelitian lebih lanjut, temuan kami juga dapat berkontribusi pada pengembangan strategi untuk mencegah asma pada anak-anak yang tidak dapat disusui setidaknya selama tiga bulan,” tambahnya. (nis/kir/ipg)