Selain kue bulan, bunga juga menjadi salah satu persembahan yang diberikan pada Dewi Bulan dalam setiap perayaan mid-autumn festival atau festival pertengahan musim gugur.
Hal itu juga yang dilakukan oleh sejumlah influencer dalam workshop merangkai bunga, untuk merayakan festival pertengahan musim gugur.
Regina Devona florist mengatakan, pada workshop kali ini dia meniru konsep Ikebana yakni, seni merangkai bunga dari Jepang yang memadukan bunga dan rumput menjadi hiasan simpel tapi tetap cantik.
Bunga yang dipilih, kata Regina, biasanya yang menggambarkan simbol-simbol tradisional seperti, kesuburan, kebahagiaan, dan harmoni keluarga.
“Bahan dan alat yang digunakan nggak terlalu banyak. Semuanya bisa didapat dan cara membuat rangkaian ini pun tergolong muda,” katanya saat ditemui di Shangri-La Hotel Surabaya, akhir pekan lalu.
Dalam workshop tersebut, Regina memilih bunga lokal seperti, anggrek bulan dan daun morea. Sementara untuk alat, hanya membutuhkan vas bunga, gunting, staples, dan wet foam flower (spons bunga basah).
“Langkah pertama, wet foam flower sedikit dibasahi lalu ditata di dalam vas bunga. Kemudian, tancapkan ujung daun morea ke wet foam flower hingga membentuk lengkungan,” jelas Regina.
Sementara bunga anggrek, lanjut Regina, dipotong hingga menyisakan tangkai pendek untuk ditancapkan di antara lengkungan daun morea.
Christina Ribka salah satu influencer yang hadir dalam workshop itu mengatakan bahwa ini adalah kali pertamanya mengikuti kegiatan merangkai bunga.
“Dan ternyata nggak begitu susah. Selain karena step-nya simple, ada instruktur yang ikut mengarahkan. Jadi nggak bingung,” ungkapnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Michelle Audree Ongko. Meski sebelumnya pernah mengikuti workshop, namun langkah-langkah yang dipakai dalam merangkai bunga dengan konsep Ikebana cukup berbeda.
“Nggak sampai 10 menit sudah jadi. Karena bahan dan alat sudah ready semua. Jadi tinggal tancap dan pasang saja,” tutupnya. (kir/saf/ipg)