Kebiasaan melewatkan makan saat bekerja bisa berisiko bagi kesehatan jantung, terutama pada orang-orang dengan tuntutan pekerjaan tinggi.
Sebagaimana dikutip dari Antara pada Senin (30/12/2024), Dixit Garg konsultan kardiologi menyampaikan bahwa melewatkan makan dan menghabiskan energi tubuh secara konstan memicu respons kontra-regulasi, terutama melalui sistem saraf simpatik.
“Hal ini menghasilkan lebih banyak pemecahan lemak dan protein untuk menghasilkan energi, yang menyebabkan beberapa efek buruk pada jantung,” katanya.
Dixit menambahkan, peningkatan aktivitas saraf simpatik menyebabkan perubahan mikrovaskular yang meningkatkan kontraktilitas jantung dan kemudian meningkatkan tekanan darah. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan peningkatan jaringan fibrosa di jantung dan bahkan kematian sel.
Menurut dia, kondisi stres yang terus-menerus ini dapat memicu peradangan, yang merupakan salah satu penyebab penyakit jantung.
“Pola asupan dan makan yang tidak diatur dengan baik menyebabkan kontrol gula darah yang buruk, dan sistem regulasi yang tegang. Hal ini dapat mengakibatkan resistensi insulin, yang merupakan penyebab utama perkembangan diabetes dan masalah metabolisme lainnya,” kata Dixit.
Ia menyampaikan bahwa kesehatan jantung memerlukan kadar gula darah yang stabil. Karena itu, penting untuk menjaga kadar gula darah secara konsisten melalui pola makan yang teratur dan seimbang.
“Untuk menghindari fluktuasi gula darah yang parah, seseorang harus lebih sering mengonsumsi makanan dalam porsi kecil. Hal ini menghindari stres tambahan pada sistem kardiovaskular,” katanya.
Shantanu Dhari Kepala Dokter Spesialis-Keunggulan Medis di HCL Healthcare juga mengatakan bahwa melewatkan makan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung karena ada hubungan yang rumit antara metabolisme, stres, dan kesehatan kardiovaskular.
Ketika melewatkan makan, terutama selama jam kerja yang panjang, kadar gula darah akan berfluktuasi, sehingga pengaturan gula dalam tubuh menjadi tertekan.
Fluktuasi kadar gula darah seiring waktu dapat memicu resistensi insulin dan menyebabkan diabetes tipe 2, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.
“Ketika Anda melewatkan waktu makan, tubuh Anda mengalami penurunan kadar gula darah, yang dapat menyebabkan keinginan makan yang tidak sehat, makan berlebihan, dan pilihan diet yang buruk di kemudian hari seperti mengonsumsi makanan padat kalori dan berlemak tinggi,” kata Dhari.
Kebiasaan ini, menurutnya, dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah secara tiba-tiba, yang mendorong perkembangan aterosklerosis, di mana plak terbentuk di arteri, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Melewatkan waktu makan secara teratur juga dapat menyebabkan penambahan berat badan, terutama lemak perut, yang terkait erat dengan sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskular.
Dhari menyampaikan pentingnya makan teratur dan mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang dalam upaya untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
“Makan sedikit-sedikit dalam sehari membantu mengatur kadar gula darah, menghindari naik turunnya kadar gula darah yang membebani sistem kardiovaskular,” katanya. (ant/nis/ham)