Jumat, 22 November 2024

Konsumsi Lebih Banyak Buah Turunkan Risiko Depresi di Usia Tua

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Seorang wanita sedang memakan salad. Foto: iStock

Sebuah studi yang diterbitkan di “The Journal of Nutrition, Health and Aging” mengemukakan orang paruh baya yang mengonsumsi lebih banyak buah, punya tingkat depresi yang lebih rendah saat memasuki usia tua.

“Studi di berbagai negara menunjukkan bahwa prevalensi gejala depresi pada usia lanjut berkisar antara 17,1 persen hingga 34,4 persen,” ujar Woon Puay Koh profesor di Program Penelitian Translasional Umur Panjang yang Sehat Universitas Nasional Singapura.

“Di antara mereka yang mengalami gejala depresi ringan atau subklinis, sekitar 8-10 persen dapat bertransisi menjadi depresi berat setiap tahunnya,” imbuhnya.

Dilansir dari Antara pada Minggu (11/8/2024), studi longitudinal yang dilakukan di Singapura ini melibatkan hampir 14.000 partisipan selama lebih dari 20 tahun.

Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi buah paling banyak (minimal tiga porsi per hari) mengalami penurunan risiko depresi terkait usia setidaknya sebesar 21 persen.

Buah-buahan yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi 14 jenis yang umum dikonsumsi di Singapura, seperti jeruk, jeruk keprok, pepaya, pisang, dan semangka, yang secara khusus dikaitkan dengan penurunan risiko depresi.

Woon Puay Koh menjelaskan bahwa alasan mengapa konsumsi buah di usia 40-an atau 50-an dapat meningkatkan kesehatan mental di usia tua masih belum sepenuhnya jelas, namun beberapa faktor kemungkinan berperan.

“Buah-buahan umumnya mengandung antioksidan dan zat gizi mikro anti-inflamasi dalam jumlah tinggi, seperti vitamin C, karotenoid, dan flavonoid. Zat gizi ini telah terbukti dapat mengurangi stres oksidatif dan menghambat proses inflamasi dalam tubuh,” katanya.

Ia percaya bahwa inilah penjelasan yang paling mungkin untuk temuan penelitian tersebut.

Penelitian ini juga mengevaluasi konsumsi sayuran, namun sayuran tidak menunjukkan dampak signifikan terhadap depresi di kemudian hari, yang menjadi temuan yang mengejutkan bagi para peneliti.

“Sayuran juga merupakan sumber senyawa antioksidan yang kaya, namun metode pengolahan yang umum dapat mengurangi dampak anti-inflamasinya,” jelasnya.

“Buah-buahan biasanya dimakan mentah sebagai camilan sepanjang hari, sementara sayuran biasanya dimasak untuk makanan utama. Memasak dapat mengubah bioavailabilitas dan aktivitas nutrisi dalam sayuran, sehingga membatasi efek perlindungan nutrisi ini terhadap depresi,” jabar Woon Puay Koh.

Woon Puay Koh juga menekankan bahwa meskipun penelitian ini menemukan manfaat konsumsi buah di usia paruh baya, hal ini tidak berarti bahwa paruh baya adalah satu-satunya waktu terbaik untuk meningkatkan asupan buah.

Studi lain yang dilakukan di berbagai tempat juga menemukan bahwa konsumsi buah dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih baik pada anak-anak dan remaja.

Untuk kebanyakan orang dewasa, konsumsi tiga hingga empat porsi buah per hari (1,5 hingga 2 cangkir) sudah cukup. Namun, konsumsi buah-buahan tertentu secara berlebihan dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti sakit perut.

“Pesan yang ingin disampaikan bukan untuk meminta orang mengganti sayur dengan buah, melainkan untuk mengonsumsi buah sebagai camilan setelah makan atau di antara waktu makan, menggantikan makanan penutup manis, camilan gurih, dan makanan olahan,” tutur Woon Puay Koh. (ant/saf/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs