Sabtu, 21 September 2024

Kiat-Kiat Hadapi Konflik antara Orang Tua dan Anak Menurut Psikolog

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi orang tua menemani anak mengakses internet. Foto : Antara

Endang Retno Wardhani Psikolog dari Asosiasi Profesi Produktivitas Indonesia (APPRODI) membagikan kiat-kiat bagi orang tua dan anak yang mengalami konflik. Di antaranya dengan mulai saling memahami lewat komunikasi hingga saling memaafkan.

“Perbedaan cara pandang adalah hal yang dapat terjadi, antara orang tua dengan anak, kakak dengan adik dan anggota keluarga lainnya,” kata Endang Retno atau biasa disapa Dhani, Jumat (20/9/2024) dilansir Antara.

Ia mengatakan perbedaan pendapat dapat berujung pada konflik atau masalah yang jika tidak diselesaikan dengan tepat, akan semakin berkepanjangan.

Oleh sebab itu, ketika dalam situasi emosional sebaiknya mengambil jeda dan menyepakati bersama untuk membicarakan kembali masalah tersebut dengan tenang di lain waktu.

“Komunikasi terbuka bisa dimulai dari anak ataupun orang tua, serta perlunya keterbukaan bersama untuk mencari solusi,” ungkap Dhani.

“(Orang tua dan anak) dapat menyelesaikannya dengan cara melihat akar permasalahan yang ada, dan melihat kemungkinan-kemungkinan terjadinya masalah dan apa hal baik yang didapat dari situasi tersebut,” sambungnya

Lebih lanjut, Dhani mengatakan perbedaan pendapat dapat dihadapi bila orang tua bersedia membuka diri dan menjadi contoh baik bagi anak-anaknya.

Menurutnya, pendapat orang tua tidak selalu benar, oleh karena itu anak perlu mengomunikasikan pikirannya dengan tepat agar orang tua memahami apa yang mereka inginkan.

“(Orang tua dan anak perlu) terbuka untuk saling memaafkan,” katanya.

Ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan orang tua dan anak ketika menghadapi permasalahan lewat komunikasi yang baik. Pertama, jika ada masalah ajak anak duduk bersama, kemudian tanyakan kepada mereka apa yang terjadi.

Selanjutnya, berikan kesempatan anak-anak menjelaskan dari sudut pandang dan pengalaman yang mereka alami. Ajak mereka melihat lebih kurangnya hal dari masalah tersebut.

Lalu, ajak mereka memikirkan sisi pandang yang berbeda dari permasalahan tadi sesuai dengan pemahamannya. Setelah itu, diskusikan konsekuensi dari hal yang ingin dilakukannya saat menghadapi masalah tersebut.

“Terakhir, ajak anak menyepakati mana hal yang dapat diterima oleh mereka dan kesepemahaman ini dapat membantu mereka memahami alasan di balik perbedaan yang ada (dengan orang tuanya),” tutupnya. (ant/nis/bil/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Sabtu, 21 September 2024
33o
Kurs