Sabtu, 12 Oktober 2024

Isu Kesehatan Mental yang Diangkat dalam Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Jajaran pemain dan tim produksi film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis saat ditemui di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat. Foto: Antara

Sinemaku Pictures kembali merilis film drama terbarunya berjudul Bolehkah Sekali Saja Kumenangis garapan Reka Wijaya Sutradara dan akan tayang di bioskop Indonesia mulai 17 Oktober 2024.

Saat penayangan perdananya di XXI Plaza Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis (10/10/2024), Bolehkah Sekali Saja Kumenangis mengisahkan perjalanan Tari (Prilly Latuconsina) yang terjebak di lingkungan keluarga toxic.

Sang ayah (Surya Saputra) sering melakukan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) terhadap ibunya, sementara sang ibu (Dominique Sanda) enggan keluar dari situasi tersebut. Berkali-kali Tari mengajak sang ibu pergi, tetapi ibunya tetap memilih tinggal bersama ayahnya dan mengabaikan perasaannya sendiri.

Di tengah trauma, luka, dan tekanan yang dialaminya, Tari bertemu dengan rekan kerja sekaligus sahabatnya, Baskara (Dikta Wicaksono). Bersama Baskara dan orang-orang terdekatnya, Tari mencoba bertahan dari semua trauma yang dialaminya.

Membahas isu kesehatan mental

Secara garis besar, Bolehkah Sekali Saja Kumenangis membahas isu kesehatan mental yang saat ini sudah banyak diperbincangkan masyarakat.

Meski sudah banyak masyarakat yang mengetahui tentang pentingnya masalah kesehatan mental, nyatanya tidak sedikit dari mereka yang masih beranggapan bahwa kesehatan mental adalah hal terlarang dan tabu untuk dibicarakan.

Melalui film tersebut, Prilly Latuconsina selaku pemeran utama sekaligus produser eksekutif ingin mengajak masyarakat untuk lebih mengerti pentingnya menjaga kesehatan mental. Terutama bagi generasi muda Indonesia yang kerap mendapat perlakuan tidak adil dari generasi yang lebih senior, termasuk keluarga terdekat mereka.

Perjalanan Tari untuk berdamai dengan traumanya sedikit banyak dapat menjadi contoh baik bagi penonton. Mulai dari cara menyikapi masalah hingga mengatasinya dengan bantuan psikolog atau ahli.

Potongan adegan di film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis. Foto: Antara

Salah satu hal menarik dalam film tersebut adalah pembahasan mengenai support group atau grup yang dibuat untuk saling bercerita.

Grup tersebut akan mempertemukan beberapa orang untuk menceritakan masalah atau hal yang mengganjal di benak mereka guna melegakan hati mereka, tentunya dengan pendampingan dari psikolog maupun ahli yang telah tesertifikasi.

Saat ini, belum banyak orang yang melakukan atau terlibat dalam support group seperti itu. Ke depannya, Prilly dan tim produksi Bolehkah Sekali Saja Kumenangis berharap support group seperti itu lebih banyak diadakan di Indonesia.

Hadirkan cerita yang dekat dengan masyarakat

Selain isu kesehatan mental, ada banyak cerita yang cukup dekat dengan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Misalnya, tekanan pekerjaan atau melakukan pekerjaan di luar tanggung jawab mereka.

Ada juga kisah yang melibatkan keluarga dan mungkin banyak dialami oleh masyarakat. Sayangnya, ada beberapa adegan yang dikemas terlalu loncat dan menimbulkan sejumlah pertanyaan di benak penonton.

Penonton juga harus siap dengan kelamnya kisah para tokoh di film tersebut. Untuk beberapa alasan, ada beberapa adegan yang dapat menimbulkan triggering dan dimohon kebijaksanaan penonton sebelum menonton Bolehkah Sekali Saja Kumenangis.

Meski demikian, Bolehkah Sekali Saja Kumenangis mengusung tema cerita menarik dan berbeda dari tema film Indonesia mainstream lainnya. Jika ingin menyaksikan sesuatu yang berbeda, maka film tersebut dapat menjadi salah satu referensi tontonan yang menarik.

Pentingnya dukungan keluarga

Selain membahas kesehatan mental dan masalah keluarga, Bolehkah Sekali Saja Kumenangis juga menekankan pentingnya dukungan dari keluarga maupun orang terdekat.

Oleh karena itu, jika ada permasalahan yang dialami masing-masing, termasuk masalah kesehatan mental, sebaiknya ceritakan dengan keluarga maupun orang terdekat untuk mencari solusi bersama.

Potongan adegan di film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis. Foto: Antara

“Kesehatan mental ini setiap kali harus kita jaga, dan bukan sesuatu yang nggak nyaman untuk dibicarakan,” kata Prilly dalam wawancaranya yang dikutip dari Antara, Sabtu (12/10/2024).

Secara keseluruhan, film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis layak untuk ditonton bagi penonton yang ingin mencari hiburan segar di tengah monotonnya tema film Indonesia saat ini.

Bolehkah Sekali Saja Kumenangis dibintangi oleh Prilly Latuconsina, Dikta Wicaksono, Surya Saputra, Dominique Sanda, Widi Mulia, dan deretan aktor serta aktris lainnya. (ant/nis/saf/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Sabtu, 12 Oktober 2024
31o
Kurs