Jumat, 22 November 2024

Hari Asma Sedunia, Dokter Paru Ingatkan Penderita Kontrol Pernapasan

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Seorang pasien asma menghadapi momen yang mengancam nyawa saat ia terengah-engah dan harus segera menggunakan inhaler. Foto: Reuters

Memeringati Hari Asma Sedunia pada Selasa (7/5/2024) hari ini, dokter paru mengajak para penderita asma mengontrol napas.

Dokter Alfian Nur Rosyid Spesialis Paru RS Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menyebut, sebagai penyakit turunan atau genetik, perlu kepedulian penderitanya agar asma terkontrol.

“(Penderita) harus aware, segera berobat. Tidak sekadar beli obat biasa di warung, lalu terapi sendiri,” kata Alfian dihubungi suarasurabaya.net, Selasa (7/5/2024).

Tidak sekadar mengobati saat muncul gejala, Alfian menegaskan bahwa penderita perlu melakukan terapi yang direkomendasikan dokter.

“Asma kalau pemicunya hilang, gejala juga hilang,” terangnya.

Caranya, bisa melakukan terapi dengan obat, atau tanpa obat tapi menghindari faktor pemicu asma.

“Menghindari alergen, tidak merokok, kemudian tidak asam lambung karena bisa mekicu asma lebih berat,” terangnya.

Sisanya, menjalankan pola hidup sehat agar alat pernasan yang sangat responsif tidak kambuh dan bisa terus terkontrol.

“Olahraga renang, bersepeda, senam asma. Menjaga agar gak berlebihan berat badan,” katanya.

Selain asma karena keturunan, Alfian juga mengajak orang waspada asma kerja atau Work-Related Asthma (WRA), yang bisa terjadi karena aktivitas pekerjaan berhubungan dengan bahan kimia.

Ia juga mengingatkan bahwa asma kerja bisa menyebabkan penderitanya gagal napas jika dibiarkan terus-menerus.

“Bisa jadi ada perubahan saluran napas. Akhirnya kronis dan menyebabkan kondisi berat asmanya. Memicu kekambuhan, lalu masuk rumah sakit, masuk ICU, Karena gagal napas,” bebernya. (lta/saf/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs