Jumat, 22 November 2024

Endoskopi Tulang Belakang sebagai Metode Paling Efektif Atasi Nyeri pada Tulang Belakang

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Ilustrasi orang dengan nyeri tulang belakang. Foto: iStock Ilustrasi orang dengan nyeri tulang belakang. Foto: iStock

Dulu operasi bedah terbuka pada tulang belakang merupakan prosedur pengobatan dan penanganan guna membantu mengatasi beragam masalah yang mengakibatkan nyeri pada tulang belakang.

Prosedur ini termasuk salah satu operasi yang memiliki risiko tinggi karena tidak bisa dilakukan pada sebagian orang. Banyak juga yang khawatir akan risiko kelumpuhan pasca-operasi. Namun seiring perkembangan teknologi yang kian canggih, telah merevolusi bidang bedah tulang belakang dan menawarkan opsi yang lebih aman dan efektif.

Salah satunya, yakni bedah endoskopi tulang belakang bagi pasien yang ingin mengatasi penyakit seperti hernia diskus, stenosis spinal lumbal, degeneratif diskus, herniasi diskus serviks, nyeri radikular serviks, serta ligamen kuning osifikasi.

Dokter Ng Bing Wui, Konsultan Bedah Tulang Belakang di Prince Court Medical Centre, Kuala Lumpur, Malaysia mengatakan, bedah endoskopi tulang belakang merupakan prosedur bedah dengan menggunakan endoskop dan sistem tabung kecil yang dimasukkan melalui satu sayatan kecil.

Endoskop merupakan tabung tipis dengan lampu dan kamera di ujungnya yang memungkinkan ahli bedah untuk memiliki pandangan lebih baik saat menavigasi tulang belakang dengan presisi, sekaligus meminimalkan kerusakan pada otot, ligamen, dan jaringan sekitarnya.

“Bedah endoskopi tulang belakang adalah salah satu dari teknik ini di mana prosedur rumit dapat dilakukan melalui satu sayatan kecil dengan bantuan visualisasi definisi tinggi dan irigasi yang terus menerus. Kemajuan dalam teknik ini memungkinkan beberapa tingkat dekompresi dari tingkat tulang belakang yang berdekatan dilakukan melalui satu sayatan,” jelas dr. Ng Bing Wui dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net, Senin (6/5/2024).

Ada banyak manfaat dari bedah endoskopi tulang belakang karena invasivitas minimal. Invasivitas minimal berarti kerusakan jaringan yang lebih sedikit, kehilangan darah yang lebih sedikit, waktu pemulihan lebih cepat dan risiko infeksi yang lebih rendah dibandingkan dengan bedah terbuka tradisional.

Selepas pasca-operasi, para pasien muda dapat kembali ke gaya hidup aktif. Sementara pasien lanjut usia dapat meminimalkan trauma dan rasa sakit pada otot-otot sekitar.

Tetapi, bedah tulang belakang terbuka masih penting terutama ketika seorang pasien memerlukan pendekatan bedah yang lebih luas.

Prosedur bedah endoskopik tulang belakang dilakukan dengan cara pasien berbaring menghadap ke bawah. Kemudian ahli bedah akan membuat sayatan sekitar 8 hingga 10mm di dekat garis tengah tulang belakang.

Lalu, otot punggung dipindahkan menggunakan dilator tumpul untuk memasukkan selongsong kerja dan endoskop.

Semua pekerjaan tulang dan dekompresi akan dilakukan melalui sayatan yang sama untuk menghindari cedera jaringan lebih lanjut. Prosedur ini menciptakan ruang untuk dekompresi saraf dengan pelanggaran minimal pada sendi faset.

“Semua ini dilakukan di atas meja radiolusen untuk memungkinkan gambar yang baik untuk mengidentifikasi penanda anatomi. Elektrokoagulator radiofrekuensi bipolar digunakan untuk menghentikan pendarahan sementara endoskop kamera definisi tinggi dan sumber cahaya digunakan untuk memvisualisasikan lapangan bedah,” tutur dr. Ng Bing Wui.

Bedah endoskopi tulang belakang merupakan pendekatan yang serbaguna dan bermanfaat bagi pasien dengan berbagai kondisi tulang belakang. (azw/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs