Dokter Christian Sumilat spesialis bedah mengungkapkan bahwa wasir sering timbul di kalangan orang dewasa berusia 45-65 tahun, dengan salah satu penyebab paling umum adalah duduk terlalu lama.
“Sering duduk terlalu lama, diare kronis yang menyebabkan area anus menjadi sering terbuka menjadi penyebab tersering kronis,” katanya dilansir dari Antara, Minggu (3/11/2024).
Duduk terlalu lama disebut dapat memberikan tekanan pada pembuluh darah vena di sekitar anus, sehingga menyebabkan wasir.
Christian menjelaskan bahwa wasir (hemoroid) adalah pembuluh darah vena yang membengkak di dalam anus dan rektum bagian bawah.
Wasir mirip dengan varises dan dapat berkembang di dalam rektum, yang disebut wasir internal. Di sisi lain, wasir juga dapat muncul di bawah kulit di sekitar anus, yang dikenal sebagai wasir eksternal.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2008, sebanyak 12,5 juta jiwa penduduk Indonesia mengalami wasir, dan diperkirakan angka kejadian wasir di Indonesia pada tahun 2020 meningkat menjadi 20,3 juta jiwa.
Dia menambahkan bahwa penyebab wasir yang sering terjadi lainnya adalah feses atau kotoran yang keras saat buang air besar (BAB), umumnya disebabkan oleh kekurangan asupan serat.
Selain itu, penyebab wasir juga termasuk duduk terlalu lama di toilet saat BAB, olahraga berat, dan sering mengangkat beban berat.
“Lalu khusus pada wanita hamil, biasanya karena adanya tekanan pada area bawah perut yang menyebabkan pelebaran vena pada area anus,” ujar Christian.
Dia menjelaskan bahwa gejala yang sering ditemukan pada pasien wasir meliputi gatal dan nyeri pada daerah anus, bahkan bisa sampai mengeluarkan darah saat defekasi (BAB).
Jika dibiarkan, benjolan tersebut dapat semakin besar dan tidak bisa masuk kembali ke anus, bahkan sampai terjadi perdarahan.
Untuk penanganannya, dokter bisa menggunakan metode laser. Metode ini memberikan rasa sakit yang lebih minimal dibandingkan metode tradisional.
“Tindakan tersebut dilakukan dengan cara penyinaran oleh tenaga laser sehingga wasir pada anus akan mengecil dan risiko pendarahan dapat ditekan serendah mungkin,” katanya. (ant/saf/ham)