Jumat, 22 November 2024

Cegah ROP, Orang Tua Bayi Prematur Diminta Waspada Terhadap Penglihatan Anak

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
dr Rozalina Loebis Kepala Divisi Pediatri Oftalmologi dan Strabismus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Foto: Akira suarasurabaya.net

Memperingati World Sight Day, orang tua dengan bayi prematur diminta lebih aware pada indra penglihatan anak, untuk mencegah meningkatnya kasus Retinopathy of Prematurity (ROP).

Dokter Rozalina Loebis Kepala Divisi Pediatri Oftalmologi dan Strabismus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) mengatakan, tema World Sight Day tahun ini berkaitan dengan anak-anak.

“Yang mana kami menilai, anak-anak dengan disabilitas netra ini kurang mendapatkan perhatian. Sehingga, kami berinisiatif memberikan fasilitas sharing dan diskusi untuk orang tua dengan anak disabilitas netra,” kata Roza kepada suarasurabaya.net, Sabtu (26/10/2024).

Menurut Roza, fasilitas sharing dan diskusi ini dinilai penting, mengingat penyebab anak-anak yang mengalami disabilitas netra karena ROP. Yang mana, karena kurangnya perhatian pada pemeriksaan indra penglihatan pada usia dua bulan awal setelah lahir.

“Biasanya, yang menjadi perhatian setelah bayi lahir secara prematur adalah bagaimana meningkatkan tinggi dan berat badannya saja. Padahal, melakukan skrining pada indra penglihatan bayi prematur juga penting,” ungkapnya.

Indra penglihatan bayi prematur, lanjut Roza, perlu mendapat perhatian juga karena pertumbuhan indra penglihatan masih belum sempurna. Terutama, pada retina atau saraf mata bagian dalam.

Roza menjelaskan, bayi prematur yang lahir sebelum 40 minggu, memiliki retina yang tumbuh belum sempurna.

“Karena belum sempurna, maka perlu pengawasan. Ketika bayi lahir prematur, perkembangan pembuluh darah retina dan retina belum sampai pada target yang belum dicapai. Jika tidak dilakukan skrining dan pengawasan, bisa jadi pertumbuhan tersebut akan berhenti,” jelasnya.

Roza melanjutkan, bayi yang terdiagnosa ROP stadium dini, masih bisa dilakukan beberapa treatment, agar retina mata tidak lepas.

Namun, kondisi berbeda bisa terjadi jika sang bayi mengalami ROP stadium 5, yang artinya akan mengalami kebutaan permanen dan tidak bisa mendapatkan tindakan operasi.

“Maka dari itu, anak prematur yang berusia empat minggu setelah lahir, harus segera diperiksa. Bukan hanya mata luar, tapi juga mata dalam. Kalau dari hasil skrining terdeteksi ada pembuluh darah yang tumbuh secara abnormal, maka harus segera mendapatkan tindakan yang bisa dilakukan seperti, injeksi bola mata, laser, sampai pembedahan,” tandasnya. (kir/saf/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
26o
Kurs