Jumat, 22 November 2024

Banyak Kasus Cuci Darah Pada Anak, Pakar Tegaskan Bahaya Konsumsi Minuman Manis Berlebih

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Gagal ginjal adalah kondisi medis di mana ginjal tidak lagi mampu menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah secara efektif. Foto: iStock

Ira Purnamasari dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhamamdiyah (UM) Surabaya angkat bicara soal banyaknya kasus cuci darah pada anak-anak karena terkena gangguan ginjal.

Ia mengatakan, gangguan ginjal yang menyebabkan anak harus menjalani tindakan cuci darah itu, kebanyakan karena tingginya konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan.

“Gagal ginjal pada anak juga bisa disebabkan karena obesitas. Obesitas bisa disebabkan karena gaya hidup salah satunya pola makan tidak sehat. Sering mengkonsumsi minuman manis berkemasan, makanan cepat saji, dan makanan berkalori tinggi,” katanya pada Selasa (6/8/2024).

Ia menjelaskan, gagal ginjal merupakan kondisi dimana terjadi penurunan fungsi ginjal dalam menyaring limbah hasil metabolisme dan membuang racun.

Sisa-sisa metabolisme yang seharusnya dikeluarkan oleh sistem kemih, mengalami penumpukan di ginjal, yang dalam jangka panjang mengakibatkan gagal ginjal.

“Ginjal berfungsi dalam proses penyaringan hasil metabolisme dan akan membuang zat-zat yang tidak diperlukan tubuh melalui proses pembentukan urine,” imbuhnya.

Lebih lanjut, kurangnya aktivitas pada anak juga bisa menjadi penyebab lain terjadinya gangguan ginjal. Apalagi, jika anak terlalu lama menggunakan gadget dan malas bergerak, sehingga kalori yang masuk ke tubuh lebih banyak daripada yang dibakar.

“Penumpukan kalori secara terus menerus dapat menyebabkan anak mengalami obesitas,” tegasnya.

Selain karena pola hidup tidak sehat, gagal ginjal juga bisa disebabkan karena kelainan kongenital atau kelainan bawaan sejak lahir.

Pemicu paling banyak adalah sindrom nefrotik dan bentuk ginjal yang abnormal seperti bentuk ginjal yang kecil dan kista ginjal.

Untuk penanganan bagi yg mengalami gangguan ginjal terminal yakni cuci darah. Terapi cuci darah ada dialisis dan hemodialisis.

Dialisis merupakan proses penyaringan darah menggunakan lapisan perut bagian dalam (peritoneum). Sedangkan hemodialisis adalah proses penyaringan darah menggunakan mesin yang fungsinya seperti ginjal.

Sementara untuk menjaga ginjal anak agar tetap sehat, yakni pertama perbanyak konsumsi air putih, selain berfungsi mencegah terjadinya dehidrasi, air juga berfungsi dalam proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme melalui urine.

“Jika tubuh kekurangan air, maka tubuh akan mengalami dehidrasi, dehidrasi secara otomatis akan menyebabkan penurunan volume urine. Volume urine yang menurun menyebabkan limbah sisa metabolisme yang seharusnya dikeluarkan melalui urine tidak bisa secara maksimal di buang, yang akhirnya limbah tersebut mengendap dan menumpuk, yang dalam jangka panjang akan mengakibatkan batu ginjal hingga gagal ginjal,” jelasnya.

Kedua, hindari makanan dan minuman manis dan softdrink. Makanan dan minuman manis mengandung tinggi kalori dapat menyebabkan kenaikan berat badan anak hingga mengalami obesitas.

Tingginya kadar gula dalam darah juga dapat menyebabkan anak terkena diabetes. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah termasuk pembuluh darah yang ada di ginjal.

Ketiga, batasi konsumsi garam. Beberapa makanan yang mengandung tinggi garam yakni makanan cepat saji dan makanan kaleng atau kemasan.

Mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi garam secara berlebih dapat menyebabkan ginjal menurunkan pengeluaran air kedalam urine.

“Terakhir, tingkatkan aktivitas fisik pada anak, karena hal tersebut dapat membakar kalori yang tersimpan dalam tubuh. Orang tua juga tidak boleh sembarangan memberikan obat pada anak tanpa advice dokter,” tuturnya. (ris/saf/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs