Kamis, 31 Oktober 2024

Arsitektur Musical di Bintaro Design, Keindahan Karya Ketukangan dan Arsitektur

Laporan oleh Tim Redaksi
Bagikan
Ilustrasi karya arsitektur. Foto: Istimewa

Bertahun-tahun lamanya para pengembang kawasan dan arsitek bertanya, apa solusi sustainability bagi kawasan baru Indonesia? Semua arsitek dan pengembang selalu menjawab, tunggu ya!

Arsitek-arsitek modern kini menghadapi tekanan sustainability. Gedung-gedung pemerintah mensyaratkan 17 sasaran dalam SDGs. Dunia Usaha dan sekror keuangan dituntut melakukan Transformasi berbasiskan ESG (Environment, Social dan Govermance). Gedung Hemat Energy, bahan-bahan daur ulang, penanganan air, keindahan natural dan sebagainya.

Rabu 30 Oktober, tiga arsitek besar Indonesia, Andra Matin, Budi Pradono dan Dani Wicaksono memberi jawaban. Tentu mereka tidak sendiri. Dibantu anak-anak muda milenial yang punya keterampilan tangan seni dan ketukangan, yakni Fin Yourdan Kasali, putra Rhenald Kasali Guru Besar UI.

Fin sudah lama mendirikan workshop ketukangan seninya: Rootslab. Bengkel seninya sudah didatangi utusan-utusan khusus dari Belgia, Spanyol, Singapura dan para duta besar Uni Eropa yang memuja karya-karya sustainability yang indah.

Ia sedari awal menyukai barang-barang rongsok yang diolah Kembali. Ia juga ahli merangkai bahan-bahan cat dan kimia terbarukan. Menggabungkan kayu, batu, besi dengan lampu, musik, kedap suara alami, dan pewarna alam. Hasilnya Fin sering memenangkan kejuaraan-kejuaraan dan paviliun buatannya berhasil mengantarkan arsitek-arsitek ternama mendapat penghargaan.

Ilustrasi karya arsitektur. Foto: Istimewa

Hari-hari ini, mulai 30 Oktober-9 November 2024, kolaborasi tiga arsitek ternama dengan Fin Kasali bisa dilihat dalam pameran kolosal mereka di BDD (Bintaro Design District) di Kawasan hutan Sampireun – Bintaro.

Dua masterpiece karya Fin dengan kolaborasi para arsitek dan creative actor lainnya bisa disaksikan di sini. Didalamnya tercakup creative campaign, alat musik skala besar, soundwave, paviliun sustainable dan kreatif desain. Mereka menggabungkan bahan-bahan reuse dari proyek-proyek yang terbengkalai, kayu bekas stager dan bahan lain menjadi desain yang keren dan memukau. Cara mereka memadukannya melahirkan genre baru.

Karya mereka diminati para pengembang, pemilik mall, bahkan para pemuja bangunan indah keberlanjutan. Kedua karya Fin yang memenangkan beragam penghargaan itu pantas untuk disaksikan dan bisa menjadi inspirasi, bisa disaksikan dalam pameran ini. Diantaranya KINEMATIC PAVILION 2.0 , pavilion yang di re-use dari pameran ARCH:ID 2024, dan meraih best booth awards archid dan menang good design awards.

Dan bersama kelvin thengono, grey audio lab, digital nativ, ocra dan riyan berlian, mereka mrkbuat paviliun UNSUNG HEROES

Melalui kolaborasi 6 tokoh di bidang yang berbeda melahirkan pavilion yang bisa menampilkan alat music skala besar dimana pengunjung dapat berinteraksi dengan pavilion dan menciptakan alunan music dengan metode gotong royong.

Penulis: Prof Rhenald Kasali PhD
Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Kamis, 31 Oktober 2024
30o
Kurs