Jumat, 22 November 2024

Ahli Jelaskan Penyebab Sering Buang Air Besar setelah Minum Kopi

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi secangkir kopi hitam. Foto: Freepik

Kebanyakan orang tahu bahwa kopi mengandung kafein, yang merupakan diuretik yang meningkatkan produksi urin tubuh.

Namun banyak yang tidak tahu bahwa kafein juga memiliki beberapa efek pada motilitas usus.

Sulaiman Bin Yusof konsultan senior umum dan ahli bedah kolorektal dari Colorectal Clinic Associates mengatakan, ada zat lain dalam kopi yang dapat menggerakkan berbagai hal di usus besar Anda termasuk asam klorogenat, asam sitrat, asam asetat, flavonoid dan tanin, di antara senyawa lainnya.

“Ada makalah penelitian yang menyatakan bahwa rasa pahit kopi itu sendiri berperan dalam merangsang lambung,” katanya dilansir Antara pada Sabtu (2/3/2024).

Bahkan pada kopi yang memiliki kandungan kafein sekitar satu hingga lima persen dari kopi biasa, bisa menyebabkan kemungkinan buang air besar setelah mengonsuminya.

Kewin Siah konsultan senior di Divisi Gastroenterologi & Hepatologi Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura mengatakan, asam klorogenat dalam kopi merangsang usus menambah efek kafein pada usus besar Anda.

“Gastrin (hormon yang merangsang lambung untuk melepaskan asam lambung) dan kolesistokinin (hormon yang memicu sekresi empedu dan enzim untuk mencerna lemak dan protein) juga dilepaskan sebagai respons terhadap kopi, sehingga selanjutnya merangsang kontraksi usus besar,” jelas Siah.

Namun pada penelitian yang dilakukan pada 100 orang, efek ini hanya terjadi pada 30 persen orang. Hal ini juga tergantung kadar kafein, jenis kopi dan cara biji kopi disangrai.

Kopi dari kopitiam bisa mengandung 100 mg kafein per cangkir sedangkan espresso hanya sekitar 40 mg kafein per cangkir.

Konsumsi gula dan susu juga berpengaruh pada efek buang air besar karena konsumsi kopi.

“Konsumsi gula dapat merangsang pelepasan insulin. Hal ini, pada gilirannya, dapat berkontribusi pada peningkatan pergerakan usus pada beberapa individu. Laktosa dan gula susu diklasifikasikan sebagai oligosakarida, disakarida, monosakarida, dan poliol yang dapat difermentasi (FODMAPs), Zat-zat ini dapat menyebabkan gejala seperti gas, kembung, dan perubahan kebiasaan buang air besar,” kata Kewin Siah gastroenterologi senior dari AliveoMedical Kewin Siah.

Kopi bisa menjadi suplemen yang kita gunakan untuk melancarkan buang air besar. Namun, jika kita menderita sembelit meskipun telah melakukan semua tindakan ini, kita harus mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi kolon untuk memastikan tidak ada masalah mendasar pada usus besar kita.

Ini penting jika Anda mengalami gejala lain selain sembelit seperti pendarahan atau sakit perut. (ant/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs