Dokter Sesaria Rizky Kumalasari spesialis mata mengugkapkan, retinopati diabetik umumnya bisa terjadi pada penyandang diabetes yang tidak mengelola kondisinya dengan baik.
Selain itu juga memiliki penyakit penyerta lainnya seperti kadar kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan kerap mengalami hiperglikemia.
Awalnya retinopati diabetik tidak menimbulkan gejala yang berarti dan sejumlah gejala seperti penglihatan kabur, bintik-bintik mengapung, perubahan penglihatan warna, hingga kehilangan penglihatan baru akan dirasakan ketika retinopati diabetik berada pada tahap yang lebih parah.
“Karenanya, pemeriksaan foto fundus mata setiap tahun penting dilakukan oleh penyandang diabetes untuk mengidentifikasi retinopati diabetik di tahap awal,” ujarnya Senin (4/12/2023) dilansir Antara.
Diketahui, retinopati diabetik merupakan penyakit komplikasi yang bisa dialami penyandang diabetes tipe 1 maupun 2 disebabkan pembuluh darah yang terganggu di retina mata akibat kadar gula darah tinggi.
Oleh karena itu, demi terhindar atau mencegah komplikasi termasuk retinopati diabetik, pasien diabetes disarankan melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara rutin seperti kadar gula darah, fungsi ginjal dan pemantauan kondisi kaki.
Untuk kaki, pasien bisa menjalani pemeriksaan USG Doppler apabila terasa nyeri pada kaki, demi mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut atau penyakit kaki diabetes yang dapat berujung pada amputasi.
Selain itu, mereka juga harus melakukan terapi pengobatan dan tetap beraktivitas fisik serta berolahraga ringan dengan pengawasan dokter.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan orang sehat berusia 18-64 tahun untuk melakukan aktivitas fisik dengan durasi 150 menit per minggu. Hal ini juga berlaku bagi para penyandang diabetes.
Di sisi lain, Dokter Grace Joselini Corlesa, Pakar Kedokteran Olahraga mengatakan, olahraga dapat membantu mengontrol berat badan, mencegah seseorang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dan membantu mengelola kadar gula darah dalam tubuh.
“Ketika berolahraga, otot memerlukan lebih banyak glukosa sebagai sumber energi. Hal ini mampu membantu mengurangi kadar gula darah yang tinggi dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin,” jelasnya.
Grace menambahkan, olahraga juga dapat mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur, dan meningkatkan suasana hati yang juga memiliki efek positif terhadap kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Meski memiliki segudang manfaat, penyandang diabetes tetap harus memperhatikan beberapa hal dalam berolahraga. Sehinggaz sangat direkomendasikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum berolahraga.
Pasien juga perlu memastikan kadar gula darah tetap normal selama berolahraga, melakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelah berolahraga, serta memastikan asupan cairan cukup dan tidak memaksakan diri atau berhenti apabila sudah terlalu lelah. (ant/feb/saf/rid)