Momen Hari Raya Idulfitri tak lagi bisa lepas dari tren fashion yang berkembang apalagi di kota besar Surabaya. Muslim Fashion Runway (MUFWAY) 2023 menampilkan sejumlah model busana yang diprediksi banjir peminat tahun ini.
Dian Apriliana Dewi Founder MUFWAY mengatakan, masyarakat juga pecinta fashion tahun ini diperkirakan lebih menyukai warna terang atau hitam. Warna-warna sederhana yang dianggap bisa dipakai berbagai macam kegiatan.
“Seperti fuchsia, agak hijau pupus, lebih ke warna terang. Hitam juga masih terutama busana muslim. (Yang simpel) misalnya mau ke pesta ya tinggal di ganti, atau tinggal kasual. Sedemikian rupa dibikin desain yang masuk di semua kalangan, anak muda gak perlu memakai seperti ibu-ibu atau seperti apa. Sehingga mencintai busana muslim ini dari dini bagi yang muslim. Dan itu mereka tetap terlihat trendi,” kata Dian, Sabtu (1/4/2023).
Selain model simpel dan warna terang, model hijab yang sedang digemari adalah turban, penutup kepala hingga telinga.
“Turban sekarang hampir orang suka menggunakan turban, karena lebih praktis, lebih kelihatan sporty, jadi tren turban semakin hari semakin meningkat,” tandasnya.
Seluruh model busana prediksi lebaran itu tampil dalam MUFWAY mulai dari Jumat (31/3/2023) hingga 9 April, dimana 70 persen berasal dari UMKM Surabaya dengan 9 desainer diantaranya:
1. Yeny Ries
Koleksi Felicia by Yeny Ries untuk lebaran ini menampilkan judul Belle Fleur yang menggambarkan keindahan bunga di Kota Paris dituangkan dalam busana. Warna-warna dress didominasi putih dan maroon.
“Kenapa putih, karena butuh kan penuh kesucian dan biar gak monoton dan lebih energik saya kasih sentuhan bahan printing bunga-bunga. Kalau maroon itu elegan, untuk ibu-ibu diatas 45 tahun,” kata Yeny.
Mayoritas koleksinya didominasi bahan tassel, rumbai-rumbai dari benang atau tali dipadukan dengan brokat. Sebagian lainnya berbahan printing menggunakan kain satin silk untuk wanita, serta katun linen untuk laki-laki.
“Detailnya lebih ke-dress, payet, tapi gak mau terlalu banyak payet. Karena orang malas lebaran kan ingin simpel, nyaman bareng keluarga. Jadi payet cuma aksen aja gak berlebihan. Total 13 look. Dewasa perempuan 8, anak-anak 1, laki ada 2. Jadi bisa couple anak dan orang tua. Ada yang celana palazo, ada outer. Ada dress pakai outer. Ada yang tunik juga,” imbuhnya.
2. Riris Ghofir
Koleksi Hermione milik Riris Ghofir juga menampilkan busana simpel yang menggambarkan rendah hati pemakainya sesuai tema yang diambil. Namun tetap memiliki karakteristik dengan warna pilihan gold dan hitam.
“Ada karakternya untuk warna dasar gold dan hitam gitu. Jadi warna tegas,” katanya.
Bahan yang dipakai, organza silk yang mudah menyerap keringat dan anti kusut dipadukan dengan armani silk bagian dalamnya.
“Tahun ini saya keluarkan pattern ada motif tenun, bunga klasik, simpel tapi kuat. Bordir juga ada motifnya tenun dan bunga klasik. Ada payet-payet, bordir, itu ciri khas tapi simpel,” imbuhnya.
Total ia sudah menampilkan 10 tampilan busana dengan model setelan rok, celana, maupun dress.
3. Gita Orlin
Gita Orlin juga menampilkan 10 koleksinya yang ia namai Beaute Rose dengan warna ivory dan hitam.
“Tidak hanya indah, tapi juga harus tegas agar tidak diremehkan orang lain. Filosofinya gitu,” kata Gita Orlin.
Busana dengan cutting full klok, loose dress, baby doll, blouse, dan pallazo itu dibuat dengan bahan kain organza, silk, dan lace brokat.
“Ada yang printing kemudian dikombinasi juga dengan swarovski. Organza itu jatuhnya lebih wow cuma furingnya harus benar-benar adem karena kan panas. Kalau yang silk lebih jatuh bisa dipakai daily dan bisa buat lebaran buat cuaca di Surabaya karena menyerap keringat,” tambahnya.
4. Rya Baraba
Tren fashion berikutnya juga dibawa Rya Baraba dengan total 15 look khusus untuk momen Hari Raya Idulfitri.
Seluruh koleksinya menggambarkan blossoms sense dengan warna-warna bunga. Ash rose, withered rose, carmel, stone.
“Ada beberapa yang memang khusus dipakai di Surabaya. Jadi kebanyakan yang polos-polos. Warnanya soft, terracotta, grey, blue,” kata Rya.
Bahan yang dipakai, lanjut Rya, mirip sifon tapi disebut tisu. Memberikan kesan dingin dan jatuh sehingga ramah dipakai di perkotaan seperti Surabaya, Jakarta, dan sebagainya.
“Memang hanya kita yang mengeluarkan bahan itu. (Cutting) A line, dinamis, flowly. Kita tambahkan layering, embroidery, beading,” imbuhnya.
Beberapa item bahkan dibuat limited.
“Ada satu case aja warna nude. Ada juga yang printing terinspirasi dengan bunga seroja atau teratai itu warnanya terracotta dan blue,” terangnya.
Blossoms sense ini, lanjut Rya menggambarkan proses pertumbuhan bunga yang butuh waktu. Seperti Ramadan harus bersabar dalam menjalani.(lta/abd)