Dalam menjalani keseharian, seseorang bisa mudah untuk merasa stres dan kewalahan, terutama jika menjalani peran sebagai orang tua.
Melansir dari Antara, Aditi Nerukar seorang dokter dari Harvard menyebut ketika mengalami stres, otak mengirimkan sinyal stres ke tubuh yang disebut respons melawan-atau-lari.
Respons biologis inilah yang digambarkan sebagai perasaan stres yang menyebabkan jantung berdebar kencang, wajah memerah, napas lebih cepat, dan pikiran negatif.
Ada beberapa cara efektif untuk mengatasi stres yang semakin meningkat dalam jangka pendek dan mencegahnya memburuk dalam jangka panjang.
Pertama lakukan pernapasan dengan diafragma karena nafas adalah pintu gerbang untuk mengurangi stres. Respons stres dengan mengaktifkan pernapasan yang cepat dan dangkal.
Memperlambat pernapasan ketika mengambil napas dalam-dalam akan mengirimkan sinyal ke amigdala untuk beralih dari mode melawan-atau-lari ke mode istirahat dan mencerna.
Cara melatih pernapasan diafragma adalah, pertama, letakkan satu atau kedua tangan di perut, lalu tarik napas perlahan melalui hidung, biarkan perut terangkat. Buang napas perlahan melalui hidung atau mulut, biarkan perut mengempis.
Ulangi siklus pernapasan diafragma ini selama tiga siklus napas. Setelah itu beristirahatlah, bernapaslah dengan normal, lalu ulangi untuk beberapa siklus lagi.
Memperlambat pernapasan dengan cara ini adalah salah satu cara paling efektif untuk mengatur ulang otak dan tubuh agar mengurangi stres. Cara itu secara aktif menurunkan regulasi respons stres pada saat itu.
Selain itu, seseorang juga bisa melakukan Metode Berhenti-Bernafas (stop-breath-be). Metode ini membantu memperkuat hubungan pikiran dan tubuh di mana pun dia berada, dengan siapa dia berada, atau apa pun yang dia lakukan.
Jika dilakukan beberapa kali sepanjang hari, metode itu juga dapat memperlambat stres yang tak terkendali.
Seseorang dapat mempraktikkan metode ini saat melakukan tugas sehari-hari dan berulang, termasuk mencuci piring, membungkus kado, atau memasak.
Metode bernapas itu juga dapat dipraktikkan tepat sebelum momen menegangkan seperti pesta liburan, kunjungan keluarga, memesan perjalanan liburan, atau berbelanja oleh-oleh.
Luangkan waktu sejenak dan hentikan tugas yang akan dilakukan. Ambil napas dalam-dalam dan tenangkan diri. Lalu fokuslah pada saat ini.
Terakhir, memanfaatkan hubungan pikiran-tubuh juga bisa dengan teknik yang disebut meditasi gerakan. Setiap hari, usahakan untuk berjalan-jalan sebentar di luar ruangan jika memungkinkan.
Pertahankan kecepatan tetap dan fokus pada kaki saat mengartikulasikannya di tanah. Perhatikan juga pernapasan dan postur tubuh saat berjalan.
Mulai gerakan itu selama lima menit sehari yang dapat membuat perbedaan dan membantu menghilangkan stres. Lalu terapkan bertahap hingga 20 menit setiap hari.
Ganti sesi dengan beberapa meditasi gerakan. Teknik itu membantu seseorang keluar dari pikiran dan kembali ke tubuhnya, dan ini merupakan cara yang sangat efektif untuk menghilangkan stres dari dalam ke luar.
Ketiga teknik sederhana, namun, efektif itu dapat dengan mudah diterapkan dalam kehidupan yang padat jadwal sebagai orang tua yang sibuk dengan sedikit usaha.
Masing-masing membutuhkan sedikit investasi waktu tetapi dapat memberi imbalan besar dalam mengatur ulang stres pada musim liburan ini. (ant/feb/saf/ham)