Sebuah penelitian baru menemukan bahwa anak laki-laki yang merokok di awal masa remajanya berisiko mewariskan gen yang rusak kepada anak mereka kelak.
Temuan studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Epigenetics menunjukkan bahwa efek merokok dapat berlangsung selama beberapa generasi.
Selain itu, penelitian ini mengisyaratkan bahwa merokok di usia remaja menyebabkan perubahan DNA pada sperma yang kemudian berakibat pada perubahan DNA calon bayi mereka, meningkatkan risiko asma dan obesitas serta mengurangi fungsi paru-paru, dan perubahan ini terlihat lebih jelas pada partisipan penelitian yang ayahnya mulai merokok sebelum usia 15 tahun.
“Perubahan penanda epigenetik jauh lebih jelas terlihat pada anak-anak yang ayahnya mulai merokok selama masa pubertas dibandingkan dengan mereka yang ayahnya mulai merokok kapan saja sebelum pembuahan,” kata Negusse Kitaba, salah satu penulis utama studi tersebut dilansir Medical Daily, Jumat (1/9/2023).
“Masa pubertas dini dapat mewakili jendela kritis perubahan fisiologis pada anak laki-laki. Ini adalah saat pembentukan sel punca yang akan menghasilkan sperma seumur hidup mereka,” jelas Kitaba.
Para peneliti meneliti bagaimana para ayah merokok sebelum memiliki anak dan membandingkannya dengan partisipan yang merokok sendiri, serta ibu yang merokok sebelum hamil.
“Menariknya, kami menemukan bahwa 16 dari 19 penanda yang terkait dengan perokok remaja ayah sebelumnya tidak pernah dikaitkan dengan perokok ibu atau diri sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa biomarker metilasi baru ini mungkin unik untuk anak-anak yang ayahnya terpapar merokok pada masa pubertas awal,” kata Gerd Toril Mørkve Knudsen, salah satu penulis utama penelitian ini.
Adapun menurut Julian Laubenthal, salah satu penulis studi tersebut, pria harus menghentikan kebiasaan merokok sebelum mencoba untuk hamil karena sel sperma yang subur membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk berkembang.
Studi ini menunjukkan bahwa mengabaikan untuk mengatasi paparan berbahaya pada remaja saat ini dapat berdampak buruk pada kesehatan pernapasan generasi mendatang. (bnt/ipg)