Sabtu, 23 November 2024

Studi: Pencitraan Retina Mata Bisa Mendeteksi Penyakit Parkinson

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi retina mata. Foto: Freepik

Dalam sebuah studi terbaru, para peneliti mengklaim bahwa pencitraan retina dapat mendiagnosis penyakit parkinson tujuh tahun sebelum gejalanya muncul.

Dalam studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Neurology, para peneliti dari University College London dan Rumah Sakit Mata Moorfields di Inggris mengidentifikasi penanda Parkinson pada pemindaian mata yang dapat dianalisis menggunakan kecerdasan buatan.

“Ini adalah pertama kalinya ada yang menunjukkan temuan ini beberapa tahun sebelum diagnosis, dan hasil ini dimungkinkan oleh studi terbesar hingga saat ini tentang pencitraan retina pada penyakit Parkinson,” kata para peneliti dilansir Medical Daily pada Kamis (24/8/2023).

Oculomics adalah bidang penelitian baru yang menggunakan pemindaian mata untuk memahami tanda-tanda biologis sebuah penyakit.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pencitraan retina dapat membantu dalam mendeteksi kondisi neurodegeneratif, termasuk Alzheimer, multiple sclerosis, dan skizofrenia.

Dalam studi terbaru, para peneliti menggunakan database khusus yang berisi gambar retina dan mengevaluasi gambar-gambar tersebut menggunakan AI untuk memprakirakan perubahan pada area spesifik retina yang mengindikasikan penyakit Parkinson.

“Salah satu hal unik tentang Parkinson adalah bahwa penyakit ini memengaruhi jenis sel tertentu di otak, sel yang menggunakan zat kimia yang disebut dopamin. Kita sebenarnya juga memiliki sel yang menggunakan dopamin di mata dan sebagian besar terletak di lapisan tertentu di retina,” kata Siegfried Wagner penulis utama studi tersebut.

“Saya terus kagum dengan apa yang bisa kita temukan melalui pemindaian mata. Meskipun kami belum siap untuk memprediksi apakah seseorang akan mengembangkan Parkinson, kami berharap metode ini dapat segera menjadi alat skrining awal bagi orang-orang yang berisiko terkena penyakit ini,” tambah Wagner.

Para peneliti berharap temuan ini akan membuka jalan bagi alat diagnostik non-invasif dan murah untuk mendiagnosis Parkinson di masa depan. (bnt/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs