Hasil tes pra-pembuangan yang dirilis oleh Tokyo Electric Power Company (TEPCO) menunjukkan, air dari reaktor nuklir Fukushima yang akan di buang ke laut dalam batch ketiga, mengandung karbon-14, kobalt 60, strontium-90, dan beberapa jenis radionuklida lainnya.
Melansir Antara, TEPCO mengatakan persiapan untuk putaran ketiga dalam proses pembuangan air limbah ke laut itu nantinya akan dimulai setelah putaran kedua rampung.
Setelah melewati Sistem Pengolahan Cairan Canggih (Advanced Liquid Processing System/ALPS), air limbah yang terkontaminasi nuklir dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi itu akan masuk ke fasilitas pengukuran dan konfirmasi, serta menunggu hasil pengujian prapembuangan sebelum dibuang ke laut.
Fasilitas pengukuran dan konfirmasi terbagi menjadi tiga kelompok, terdiri dari 10 tangki dengan masing-masing kelompok digunakan dalam basis rotasi sebagai tangki penerima, tangki pengukuran dan konfirmasi, serta tangki pembuangan.
Saat ini, ada 10 tangki di Grup B yang telah dikosongkan pada pembuangan air limbah putaran pertama pada 24 Agustus 2023.
Sementara itu, 10 tangki di Grup C dipastikan telah memenuhi standar pembuangan pada 21 September, dan pembuangannya dimulai pada 5 Oktober.
Pengambilan sampel air limbah nuklir yang disimpan di tangki Grup A sendiri untuk pembuangan putaran ketiga, telah rampung pada 10 Juli.
Menurut laporan TEPCO pada, Kamis (19/10/2023) kemarin, hasil analisis menunjukkan bahwa air limbah tersebut mengandung sejumlah kecil karbon-14, kobalt 60, strontium-90, yodium-129, dan cesium-137, dengan strontium-90 tidak terdeteksi pada pembuangan putaran kedua pada 5 Oktober lalu.
TEPCO mengklaim bahwa fasilitas ALPS miliknya, sebuah sistem penghilangan multinuklida, dapat menghilangkan 62 zat radioaktif kecuali tritium.
Namun, ditemukan bahwa sekitar 70 persen air di tangki-tangki penyimpanan limbah tersebut mengandung radionuklida non-tritium dengan konsentrasi melebihi standar peraturan yang berlaku untuk dibuang ke lingkungan alam. (ant/and/bil/ham)