Polusi udara ternyata memiliki pengaruh cukup besar terhadap kesehatan mata dan telinga. Dokter Madhita Kasoem, M.Sc, Aud-vestMed menyebut polusi bisa membuat iritasi mata.
Menurutnya, aktivitas di luar saat polusi udara sedang berada di indeks tertinggi memang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan pelindung atau alat proteksi mata.
“Lebih pakai proteksi, kacamata, itu akan mengurangi,” kata Madhita dilansir dari Antara, Selasa (5/9/2023)
Selain itu, polusi udara juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan telinga. Secara umum, telinga dibagi menjadi tiga bagian, yakni telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Serta memiliki kaitan terhadap beberapa masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh polusi udara maupun faktor lainnya.
“Kalau untuk polusi, biasanya ada hubungan sama alergi, kemudian kalau batuk atau pilek hubungannya ke telinga tengah,” kata dokter alumnus Universitas Trisakti tersebut.
Adapun polusi udara dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan. Salah satunya adalah pilek alergi atau rhinitis alergi pada sebagian orang.
Rhinitis alergi adalah peradangan pada bagian dalam hidung yang disebabkan oleh alergen, yaitu zat pemicu alergi, seperti debu dan partikel polusi.
Meski berbeda, rhinitis alergi memiliki beberapa gejala yang mirip dengan pilek infeksi, yaitu bersin, hidung berair, gatal, dan tersumbat. Gejala-gejala tersebut biasanya muncul tidak lama setelah terpapar alergen.
Jika semakin parah, kondisi tersebut dapat memicu peradangan pada telinga tengah. Seperti diketahui, telinga dan hidung terhubung dengan saluran yang dinamakan saluran eustachius.
Ketika saluran tersebut tersumbat, hal tersebut dapat mengakibatkan pembengkakan dan membuat telinga lebih mudah terkena infeksi atau peradangan serta mengakibatkan gangguan pendengaran. (ant/saf/ham)