Kualitas udara buruk beserta cuaca ekstrem dapat melipatgandakan risiko terkena serangan jantung menurut penelitian yang diterbitkan bulan lalu di Circulation Jurnal.
Meskipun kombinasi ini meningkatkan risiko secara signifikan, para peneliti menemukan bahwa kemungkinan serangan jantung yang mematikan juga meningkat hanya selama periode panas atau dingin yang ekstrem.
Grant Reed spesialis pengobatan kardiovaskular di Cleveland Clinic mengingatkan tentang pentingnya melakukan pencegahan. Utamanya bagi yang memiliki riwayat penyakit jantung.
“Ini juga merupakan tujuan penting bagi kita semua untuk menghindari dampak kabut asap dan kualitas udara yang buruk pada tubuh kita dan mendorong kebijakan kesehatan masyarakat yang mempromosikan kualitas udara yang lebih baik,” katanya dilansir Health, Selasa (15/8/2023).
Yuewei Liu penulis studi senior dan profesor epidemiologi di School of Public Health di Sun Yat-sen University mengatakan, suhu panas ekstrem telah dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan.
Seperti serangan panas, kelelahan akibat panas, dan masalah pernapasan. Paparan suhu dingin yang ekstrem juga dapat menyebabkan hipotermia, radang dingin, dan radang pembuluh darah di kulit.
“Masalah lingkungan lainnya di seluruh dunia adalah adanya partikel halus di udara, yang dapat berinteraksi secara sinergis dengan suhu ekstrem untuk mempengaruhi kesehatan kardiovaskular,” ungkap Liu.
Partikel halus berasal dari asap kebakaran dan emisi dari pembangkit listrik, mobil, truk, dan fasilitas industri.
Partikel-partikel ini lebih berbahaya daripada partikel kasar dari jalan berdebu, dasar sungai yang kering, peternakan, lokasi konstruksi, dan tambang, karena dapat mencapai bagian terdalam dari paru-paru atau bahkan aliran darah.
Jenis polusi ini telah dikaitkan dengan penyakit jantung. Polusi ini juga dikaitkan dengan penyakit paru-paru kronis, kelahiran prematur, kanker, dan kondisi lainnya.
Liu menawarkan beberapa cara untuk tetap aman selama periode cuaca ekstrem atau kualitas udara yang buruk, yakni mengikuti ramalan cuaca, mengenakan pakaian yang sesuai dengan suhu, dan mengonsumsi air putih secara rutin.
Selain itu dia juga menimbau untuk mengenakan masker di luar ruangan, menghindari jalan raya yang ramai jika memungkinkan, dan menggunakan pembersih udara. (bnt/saf/ham)