Dr. Ferdiansyah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya mengingatkan pentingnya melakukan diagnosis dini penyakit kanker tulang, karena penyakit tersebut belum diketahui penyebab pasti dan cara mencegahnya.
“Yang paling penting adalah deteksi dini karena kita belum tau cara pencegahannya apa, penyebabnya apa,” kata Ferdiansyah dilansir Antara, Selasa (4/7/2023).
Menurut Ferdiansyah, biasanya pada penderita kanker tulang di Indonesia baru dibawa ke rumah sakit dan menerima penanganan medis ketika kondisi tumor sudah membesar.
Penanganan kanker tulang yang sudah stadium lanjut membutuhkan fasilitas diagnosis dan perawatan lengkap sehingga akan memakan biaya yang mahal.
Oleh karena itu, sebaiknya kanker tulang perlu didiagnosis lebih awal agar segera mendapat penanganan medis yang tidak membutuhkan biaya besar dan mencegah kanker tubuh semakin menyebar.
Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) itu menjelaskan langkah diagnosis dini kanker tulang adalah dengan mengetahui gejalanya dan lekas mencari pertolongan dokter jika gejala tersebut muncul.
Adapun gejala dari penyakit kanker tulang adalah munculnya benjolan disertai rasa nyeri yang tidak hilang meskipun telah diobati.
“Pertama bila ada nyeri yang sulit hilang walaupun sudah diobati pada tulang, yang kedua adanya benjolan, segeralah mencari pertolongan ke dokter,” ungkap Ferdiansyah.
Ferdiansyah mengimbau untuk tidak mengobati benjolan dan rasa nyeri dengan dipijat, karena cara tersebut justru dapat memperbesar tumor dan membuatnya menyebar ke bagian tubuh lain.
“Budaya bangsa kita itu sering sekali kalau ada nyeri-nyeri, ada benjolan, nomor satu itu dipijat padahal kalau dipijat itu tumornya akan menyebar lebih cepat dan membesar lebih cepat,” terang Ferdiansyah.
Kanker osteosarcoma dan ewing sarcoma merupakan dua jenis kanker tulang ganas yang sering menyerang anak-anak antara usia lima tahun hingga mendekati masa remaja.
Osteosarcoma biasanya terjadi di betis bagian atas, paha bagian bawah, area sendi lutut, lengan atas dan panggul. Sementara ewing sarcoma biasa muncul di sumsum tulang.
Ferdiansyah mengutarakan penyebab pasti kanker tulang belum diketahui.
Menurutnya, kanker tulang bisa disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya genetik, lingkungan, dan pola makan tidak sehat
Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat serta menghindari makanan cepat saji (fast food) dan makanan mengandung pengawet, karena mengandung senyawa karsinogen yang dapat pemicu kanker. (ant/bnt/faz)